BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DEPARTEMEN Kesehatan (Depkes) mengungkapkan rata-rata per tahun
terdapat 401 bayi baru lahir di Indonesia meninggal dunia sebelum umurnya genap
1 tahun. Data bersumber dari survei terakhir pemerintah, yaitu dari Survei Demografi
Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI). Berdasarkan survei lainnya, yaitu Riset
Kesehatan Dasar Depkes 2007, kematian bayi baru lahir (neonatus) merupakan
penyumbang kematian terbesar pada tingginya angka kematian bayi (AKB). Setiap
tahun sekitar 20 bayi per 1.000 kelahiran hidup terenggut nyawanya dalam
rentang waktu 0-12 hari pascakelahirannya. Beberapa data juga menyebutkan bahwa
remaja negeri tidak terlepas dari pergaulan yang membuat generasi semakin
terpuruk.
Berbagai penyakit menular
seksual,maraknya pemakaian Narkoba merupakan pemicu utama yang harus
benar-benar menjadi perhatian pemerintah.Dalam hal ini tenaga kesehatan titik
utama sebagai pemberi informasi yang merupakan perantara dari pemerintah,juga
diperlukan upaya dari semua pihak baik pemerintah, tenaga kesehatan terutama
Bidan dalam berbagai aspek asuhan, serta promosi kesehatan guna pemberdayaan
masyarakat yang peduli akan kesehatan individu dan keluarga. Untuk lebih
jelasnya akan kami bahas pada Bab II Pembahasan.
B.Rumusan masalah
1. Apa pengertian Promosi Kesehatan ?
2. Bagaimanan Promosi Kesehatan pada bayi ?
3. Bagaimana Promosi kesehatan pada anak ?
4. Bagaimana Promosi Kesehatan pada remaja ?
C.
TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Promosi
Kesehatan
2. Mengetahui Promosi Kesehatan pada
bayi
3. Mengetahui promosi kesehatan pada
anak
4. Mengetahui promosi kesehatan pada
remaja
BAB II
ISI
1.1
Pengertian
Promosi Kesehatan
Promosi
kesehatan menurut WHO adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk
meningkatkan kontrol dan mengembangkan kesehatan mereka.
Promosi kesehatan (Pender, 1996)
adalah pemberian motivasi untuk meningkatkan kesehatan individu dan mewujudkan
potensi kesehatan individu.
Sedangkan Konferensi Internasional
Promosi Kesehatan I yang diadakan di Ottawa, Kanada, menghasilkan sebuah kesepakatan yang dikenal sebagai Piagam Ottawa. Dalam piagam ini tertera strategi
dalam meningkatkan kontrol masyarakat terhadap kesehatan diri mereka sendiri.
Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya
hidup mereka sehat optimal.
Promosi kesehatan menggunakan
pendekatan pada klien sebagai pusat dalam pemberian pelayanan dan membantu
mereka untuk membuat pilihan dan keputusan.
Istilah “promosi kesehatan” merupakan suatu payung dan digunakan untuk menggambarkan suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit (Gillies). Ada tiga tingkatan dari pendidikan kesehatan menurut Gillies:
1. Primary Health education, tujuannya tidak hanya mencegah perubahan kesehatan tetapi juga meningkatkan kualitas kesehatan, dengan demikian kualitas hidup, nutrisi, kontrasepsi dan hubungan seksual secara aman, dan pencegahan kecelakaan dengan menggunakan helm.
2. Secondary health education, tujuannya adalah untuk membantu individu dengan masalah kesehatan yang reversible untuk menyesuaikan dengan gaya hidupnya, contohnya berhenti merokok,merubah kebiasaan makan dan olahraga.
Istilah “promosi kesehatan” merupakan suatu payung dan digunakan untuk menggambarkan suatu rentang aktivitas yang mencakup pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit (Gillies). Ada tiga tingkatan dari pendidikan kesehatan menurut Gillies:
1. Primary Health education, tujuannya tidak hanya mencegah perubahan kesehatan tetapi juga meningkatkan kualitas kesehatan, dengan demikian kualitas hidup, nutrisi, kontrasepsi dan hubungan seksual secara aman, dan pencegahan kecelakaan dengan menggunakan helm.
2. Secondary health education, tujuannya adalah untuk membantu individu dengan masalah kesehatan yang reversible untuk menyesuaikan dengan gaya hidupnya, contohnya berhenti merokok,merubah kebiasaan makan dan olahraga.
3. Tertiary health education, tujuannya untuk membantu individu yang sakit dan tidak
sembuh total sehingga mereka dapat melewati hidup dengan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
Promosi kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.
1.2 Promosi Kesehatan Bidan Pada bayi
Bayi yaitu yang baru lahir sampai
umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat
lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian. Berdasarkan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, angka kematian bayi (AKB),
khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal) masih berada pada kisaran
20 per 1.000 kelahiran hidup . Menyadari kondisi tersebut, Departemen Kesehatan
pada tahun 2000 telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) jangka panjang upaya
penurunan angka kematian bayi baru lahir. Dalam Renstra ini difokuskan pada
kegiatan yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang mantap untuk menjamin
pelaksanaan intervensi dengan biaya yang efektif berdasarkan bukti ilmiah yang
dikenal dengan sebutan “Making Pregnancy Safer (MPS)” melalui tiga pesan kunci.
Demikian penegasan Menkes Dr. Achmad Sujudi pada pembukaan Seminar Pendekatan
dan Praktik Terbaik Kesehatan Maternal dan Neonatal di Jakarta tanggal 10 Mei
2004.
Beberapa
promosi yang dilakukan dalam menangani bayi baru lahir :
1.
Dalam Pemberian ASI
Bidan mempunyai peranan yang sangat
istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk
memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi.Peranan
awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
- Meyakinkan
bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
- Membantu
ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan
:
a. Membiarkan bayi bersama ibunya
segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera
setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation)
atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi
dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat
memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara
ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling
sedikit 30 menit setelah lahir.
b. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk
mencegah masalah umum yang timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk
melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga
pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan sedini mungkin, bahkan
tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai
dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan
cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan
minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim,
minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya
c. Membantu ibu pada waktu pertama kali
memberi ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui
bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting
susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan
bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon
oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI
tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui. Posisi menyusui dapat dilakukan
dengan :
1.
Posisi
berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat
pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.
2.
Posisi
duduk
Pada saat pemberian ASI dengan
posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan pada/ sandaran pada punggung
ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Posisi ini
dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur atau lantai, ataupun duduk
di kursi.
3.
Posisi
ibu tidur telentang
Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini,
maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada
ibu diantara payudara ibu.Tanda-tanda bayi bahwa telah berada pada posisi yang
baik pada payudara antara lain:
a) Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu.
b) Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara.
c) Areola tidak akan tampak jelas;
d) Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan
ASInya;
e) Bayi terlihat senang dan tenang;
f) Ibu tidak akan merasa nyeri pada
daerah payudaranya.
d. Menempatkan bayi didekat ibu pada
kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan
dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan
ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung
dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis,
edukatif, ekonomi maupun medis
1. .Aspek fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat
mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan
demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar.
2. Aspek fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan
bayinya, maka bayi lebih sering disusui. Sehingga bayi mendapat nutrisi alami
dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan
membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin.
Selain itu, berbagai penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat
menjarangkan kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.
3. Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan
batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early infant mother bounding). Hal
ini disebabkan oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi. Kehangatan tubuh ibu
memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi
kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara
eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri.
4. Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman
bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan merawat dirinya sendiri pasca
melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga sangat dibutuhkan
oleh ibu.
5. Aspek ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan
manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun
pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam pembelian susu buatan dan
peralatan lain yang dibutuhkan.
6.
Aspek
medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat
mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat perubahan
fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera
menanyakan kepada petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak
wajar.
e. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
Pemberian ASI sebaiknya sesering
mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan keinginannya (on
demand). Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong
dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena
isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya
f. Memberikan kolustrum dan ASI saja.
ASI dan kolustrum merupakan makanan
yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan
kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan
prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.
g. Menghindari susu botol dan “dot
empeng”.
Pemberian susu dengan botol dan
kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan
bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu
dengan botol jauh berbeda.
2. . Mempromosikan vaksinasi
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke
dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
tetentu. Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukkan zat anti yang dimasukkan ke dalam
tubuh melalui suntikan ataupun peroral . Tujuan Imunisasi adalah agar tumbuh kembang terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Terdapat tingginya kadar antibody
pada saat dilakukan imunisasi
- Potensi
anti gen yang disuntikan.
- Waktu
antara pemberian imunisasi
Contoh
imunisasi melalui suntikan seperti :
a,
Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit TBC yang
berat, imunisasi ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah
dilemahkan. Frekuensi pemberiannya 1 kali pada umur 0-11 bulan namun pada
umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Cara pemberiannya melalui
intradermal dengan dosis 0,05 cc. Efek sampingnya dapat terjadi ulkus pada
daerah suntikan dan dapat terjadi Limfadenitis regional dan reaksi panas.
b.
Imunisasi DPT ( Diphteri,Pertusis, dan tetanus)
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
Dipteri. Merupakan vaksin yang mengandung racun kuman diphteri yang telah
dihilangkan sifat racunnya, akan tetapi masih dapat merangsang pembentukkan zat
anti ( toksoid). Frekuensi pemberian yaitu 3 kali dengan maksud pemberian
pertama tahap pengenalan terhadap vaksin untuk mengaktifkan organ tubuh membuat
zat aktif, pemberian kedua dan ketiga dimaksudkan untuk terbentuknya zat aktif
yang cukup. Waktu pemberian antara umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu.
Cara Pemberian melalui intramuscular dengan dosis 0,5 cc. Efek samping yang
ringan pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan serta demam. Efek samping
berat menangis hebat kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun, kejang,
ensephalopati, dan shock.
c.Imunisasi
campak
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. vaksin ini mengandung
virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian 1x. waktu pemberian pada umur 9-11
bulan. Cara pemberian melalui subcutan dengan dosis 0,5 cc efek samping terjadi
ruam pada tempat suntikan dan panas.
d.
Hepatitis B
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
hepatitis. Vaksin ini mengandung HbsAG dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian
3x. waktu pemberian umur 0-11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian
intramuscular dengan dosis 0,5 cc.
e.
Imunisasi MMR (measles,Mumps, dan rubella)
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak
(measles) gondong, parotis epidemika (mumps) dan rubella (campak jerman).
Antigen yang dipakai adalah virus campak strain Edmonson yang dilemahkan, virus
rubella strain RA27/3 dan virus gondong tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur
1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interverensi dengan antibody maternal yang
masih ada. Khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang
monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat
dil;akukan MMR pada usia 15-18 bulan.
f.
Imunisasi tiphus abdominalis
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
tifus abdominalis. Di Indonesia terdapat 3 jenis vaksin tifus abdominalis
diantaranya:
- kuman
yang dimatikan, diberikan untuk bayi 6-12 bulan dengan dosis 0,1 ml, 1-2
tahun 0,2 ml, 2-12 tahun diberikan sebanyak 2x dengan interval 4 minggu.
- kuman
yang dilemahkan (vivotif, berna), dapat diberikan dalam bentuk kapsul
enteric coated sebelum makan pada hari ke-1, 2 dan 5 pada anak usia 6
tahun
- antigen
kapsular Vi polysaccaharide (Typhim Vi, Pasteur Meriux) diberikan pada
usia 2 tahun dan dapat diulang tiap 2 tahun.
g.
Imunisasi varicella
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit varicella
(cacar air) vaksin ini mengandung virus hidup varicella zoozter strain OKA yang
dilemahkan, pemberiannya tunggal pada usia 12 tahun didaerah tropic dan bila
usia 13 tahun dapat diberikan 2x suntikan interval 4-8 minggu.
h.
Imunisasi hepatitis A
Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
hepatitis A. diberikan pada usia 2 tahun untuk pemberian awal menggunakan
vaksin havrix (isinya virus hepatitis A strain M75 yang inactivated aktif)
dengan 2 suntikan interval 4 minggu dan boster 6 bulan kemudian.
i.
Imunisasi HiB ( Haemophilus Influenzae Tipe B)
Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
influenza tipe B. mengandung vaksin berbentuk polisakarida murdi (PRP:
purified capsular polysaccharide) kuman H. influenza tipe B antigen dalam
vaksiun tersebut dapat dikonjugasi dengan protein lain seperti toxoid tetanus
(PRP-T), toxoid dipteri (PRP-D atau PRPCR50) atau dengan kuman monongococus
(PRP-OMPC) pemberian awal PRP-T dilakukan 3x suntikan interval 2 bulan.
Suntikan PRP-OMPC dilakukan 2x suntikan interval 2 bulan kemudian bosternya
diberikan pada usia 18 bulan.
j.
Imunisasi polio
imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit
poliomyelitis yang dapat menyebabkan kemlumpuhan pada anak kandungan vaksinnya
virus yang dilemahkan frekuensi pemberian 4x waktunya pada umur 0-11 bulan
dengan interval 4 minggu cara pemberian melalui oral. Di Negara Indonesia terdapat jenis
imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah sebagaimana yang telah ditentukan
oleh WHO yaitu BCG, DPT, Campak , polio dan ditambah lagi dengan imunisasi
hepatitis B.
3.Perawatan
tali pusat
Langkah-langkah
perawatan pusat bayi adalah :
1.
|
Bersihkan
area pusar dengan bola kapas lembut yang telah dicelupkan air matang. Lakukan
dengan lembut, tidak perlu menggosok atau mendorong pusar. Kemudian keringkan
dengan handuk lembut.
|
2.
|
Ganti
pembalut pusar bayi dengan kain kasa baru. Tidak perlu panik melihat tetesan
darah yang kemudian menghitam, terutama di minggu pertamanya. Pada saat ini,
pusar bayi yang baru lahir biasanya masih tampak seperti luka.
|
3.
|
Kenakan
popok dengan cara melipat bagian atasnya menjauhi pusar untuk menghindari
rembesan urin mengenai pusar.
|
Beberapa
hal yang perlu diingat saat merawat pusar bayi, antara lain :
1
|
Jaga
kebersihan area pusar dan sekitarnya, serta upayakan selalu dalam keadaan
kering.
|
2
|
Gunakan
kapas baru pada setiap basuhan.
|
3
|
Agar
tali pusar lebih cepat lepas, gunakan kain kasa pada bagian pusar yang terus
dibalut sehingga mendapat udara cukup.
|
4
|
Saat
membersihkan, pastikan suhu kamar tidak terlalu dingin.
|
5
|
Agar
praktis, kenakan popok dan atasan dari bahan kaos yang longgar.
|
6
|
Lakukan
acara bersih-bersih ini 1-2 kali sehari.
|
Jika kulit
di area sekitar pusar si kecil memerah dan panas seperti terbakar, segera
kunjungi dokter. Bisa jadi ada infeksi yang disebabkan jamur atau al lain.
Kalau penyebabnya memang benar-benar infeksi, biasanya akan diberi sedikit
betadine.
1.3 Promosi
Kesehatan pada Anak Balita
Bawah
Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu periode
usia
manusia setelah bayi
sebelum anak awal.
Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima
tahun,atau
biasa digunakan perhitungan bulan
yaitu usia 24-60 bulan. Anak usia pra
sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia
prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan
perkembangannya.
Lingkup
promosi kesehatan terhadap anak balita meliputi ASI, gizi /nutrisi,
pertumbuhan, perkembangan, interaksi dan sosialisasi
a. ASI
Untuk
pertumbuhan balita dan apras dengan baik zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan
yaitu:
1.
Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram BB
2.
Calsium (Cl)
3.
Vitamin D, tetapi karena Indonesia berada
didaerah tropis, maka hal ini tidak begitu menjadi masalah
4.
Vitamin A dan K yang harus dierikan sejak
postnatal
5.
Fe
(Zat besi) diperlukan, karena di dalam proses kelahiran sebagian Fe ikut
terbuang.
b. Gizi/Nutrisi
Anak balita dan anak pra sekolah juga merupakan kelompok umur
yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur
yang paling menderita akibat gizi, dan jumlahnya dalam populasi besar. Beberapa
kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan
kesehatan antara lain sebagai berikut :
1· Anak balita atau prasekolah baru berada
dalam masa transisi dari makanan bayi kemakanan orang dewasa.
2· Biasanya anak balita ini sudah
mempunyai adik, atau ibunya sudah bekerja penuh, sehingga ibu sudah berkurang.
3· Anak balita sudah mulai main ditanah,
dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri, sehingga lebih terpapar dengan
lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan
bebagai macam penyakit.
c.
Pertumbuhan dan perkembangan
1. Aspek Bahasa.
Menginjak
tahun keempat sudah menyebutkan warna,menggambar dengan member komentar tentang
gambarannya.
2.
Aspek Sosial
Pada tahun ketiga anak sudah mulai berpakaian
sendiri,mulai bermain dengan atuarannya sendiri.Pada tahun keempat anak
sudah cenderung mandiri dan keras kepala atau tidak sabar,agresif secara fisik
dan vweerbal,mendapat kebanggan dalam pencapaian.
3. Aspek Kognitif
Tahun
ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam berfikir dan
berperilaku,mulai memahami waktu. Tahun keempat anak berada pada fase
inisiatif,memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut dimensinya.
4. Perkembangan fisik
Pertambahan berat badan menurun,
terutama diawal balita. Hal ini terjadi karena anak menggunakan banyak energi untuk
bergerak.
5. Psikomotor
Terjadi perubahan yang cukup
drastis dari kemampuan psikomotor anak yang mulai terampil dalam pergerakannya
(lokomotion). Mulai melatih kemampuan motorik kasar misalnya berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit,
menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan
mempertahankan rentang atensi.
Pada akhir periode balita
kemampuan motorik halus anak juga
mulai terlatih seperti menulis, menggambar, menggunakan gerakan pincer yaitu memegang benda dengan
hanya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok dan
menyuapkan makanan kemulutnya, mengikat tali sepatu.
d. Interaksi
Pada periode usia ini balita mulai belajar
berinteraksi dengan lingkungan sosial diluar keluarga, pada awal masa balita, bermain bersama berarti bersama-sama
berada pada suatu tempat dengan sebaya, namun tidak bersama-sama dalam satu
permainan interaktif.
e.
Sosialisasi
Anak
prasekolah senang berteman dan bersosialisasi. Hanya saja, tak semua anak
nyaman dan mudah memulainya. Ada yang butuh dukungan dan stimulasi terlebih
dahulu. Disinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk memberi dukungan
1. Bimbing di awal
Sebagai
awal, tak ada salahnya Anda melibatkan diri saat anak bermain bersama temannya.
2.‘Pemanasan’dulu
anak nyaman berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan baru, misalnya prasekolah, ia butuh kesempatan mengenal lingkungannya terlebih dahulu.
anak nyaman berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan baru, misalnya prasekolah, ia butuh kesempatan mengenal lingkungannya terlebih dahulu.
3. Kenalan dulu
Apabila
anak akan masuk kelompok bermain atau TK di tahun ajaran baru, tak ada salahnya
Anda mencari tahu siapa saja calon teman-teman sekelasnya.
4. Support dan reward
Tentu
saja keberhasilan anak menghalau hambatan berinteraksi dengan teman perlu
diberi imbalan berupa penghargaan dan pujian.
1.4
Promosi
Kesehatan Pada Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari anak-2 menuju dewasa. Umumnya antara usia 12-18 tahun. Selain itu merupakan periode kematangan seksual yang merubah anak secara biologi menjadi dewasa yang memiliki kemampuan bereproduksi. Dengan kata lain merupakan periode transisi, tumbuh, kembang dan “kesempatan”. Perkembangan seksual pada remaja (Fundamental of Nursing , Potter & Perry. 2005) :
a.Perubahan fisik
1) Ditandai dengan perkembangan payudara, bisa dimulai paling muda umur 8-10 th.
2) Meningkatnya kadar estrogen mempengaruhi genitalia, antara lain: uterus membesar, vagina memanjang, mulai tumbuhnya rambut pubis dan aksila, dan lubrikasi vagina baik spontan maupun akibat rangsangan.
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari anak-2 menuju dewasa. Umumnya antara usia 12-18 tahun. Selain itu merupakan periode kematangan seksual yang merubah anak secara biologi menjadi dewasa yang memiliki kemampuan bereproduksi. Dengan kata lain merupakan periode transisi, tumbuh, kembang dan “kesempatan”. Perkembangan seksual pada remaja (Fundamental of Nursing , Potter & Perry. 2005) :
a.Perubahan fisik
1) Ditandai dengan perkembangan payudara, bisa dimulai paling muda umur 8-10 th.
2) Meningkatnya kadar estrogen mempengaruhi genitalia, antara lain: uterus membesar, vagina memanjang, mulai tumbuhnya rambut pubis dan aksila, dan lubrikasi vagina baik spontan maupun akibat rangsangan.
3) Menarke sangat bervariasi, dapat terjadi pada usia 8 tahun dan
tidak sampai usia 16 tahun. Siklus menstruasi pada
awalnya tidak teratur dan ovulasi mungkin tidak terjadi saat menstruasi pertama.
b. Perubahan psikologis /emosi
1) Periode ini ditandai oleh mulainya tanggung
jawab dan asimilasi pengharapan masyarakat
2) Remaja dihadapkan pada pengambilam sebuah keputusan seksual, dengan demikian mereka membutuhkan
informasi yang akurat tentang perubahan tubuh, hubungan dan aktivitas seksual, dan
penyakit yang ditularkan melalui aktivitas seksual.
3) Yang
perlu diperhatikan terkadang pengetahuan yang didapatkan tidak diintegrasikan dengan gaya hidupnya, hal ini menyebabkan mereka percaya kalau
penyakit kelamin maupun kehmilan tidak akan terjadi padanya, sehingga ia cenderung
melakukan aktivitas seks tanpa kehati-hatian.
4)
Masa ini juga merupakan usia dalam mengidentifikasi orientasi seksual, banyak
dari mereka yang mengalami setidaknya satu pengalaman homoseksual. Remaja
mungkin takut jika pengalaman itu merupakan gambaran seksualitas total mereka,
walaupun sebenarnya anggapan ini tidak benar karena banyak individu terus
berorientasi heteroseksual secara ketat setelah pengalaman demikian.
5)
Remaja yang kemudian mengenali preferensi mereka sebagai homoseksual yang jelas
akan merasa dan kebingungan sehingga membutuhkan banyak dukungan dari berbagai
sumber (Bimbingan Konselor, penasihet spiritual, keluarga, maupun profesional
kesehatan mental).
c.
Perkembangan Psikologi dan Kognitif Selama Remaja
Sebelum bakat ini tumbuh ,anak muda
mempunyai kesulitan untuk mengaplikasikan prinsip umum untuk membedakan situasi
dan menilai kenyataan dan rencana untuk masa depan. Ini kontras, pemikiran operasional formal
termasuk kapasitas untuk berfikir abstrak ,misalnya ide dan pemikiran. Tugas perkembangan ini adalah
masa transisi dari pemikiran yang konkrit.
Masalah kesehatan pada remaja :
- Masalah jerawat 85% dialami
remaja dan diketahui merupakan masalah kesehatan yang serius yang
menyertai remaja.
- Rokok
- Penggunaan obat dan kekerasan
(penggunaan obat-obat medis, perangsang, obat tidur, dan penenang)
- Penggunaan psikotropika
- Nutrisi (kekurangan nutrisi
atau kegemukan)
- Gangguan makan (anoreksia
nervosa,bulimia nervosa,fitnes dan latihan fisik)
- Stress (gejala fisik yang dapat
mempengaruhi pada keadaan kronik atau stress yang extrem. Gejala
psikologik misalnya cemas,sedih,gangguan makan,depresi,insomnia,)
- Pelaksanaan aktivitas seksual.
A.
Promosi kesehatan dan pencegahan
penyakit pada anak dan remaja perempuan
Anak dan
remaja membutuhkan edukasi akurat dan komprehensif tentang seksualitas untuk
praktik perilaku seksual sebagai orang dewasa. Kini, eksploitasi atau risiko
aktivitas seksual mungkin menjadi masalah kesehatan dan social seperti
kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual meliputi HIV/AIDS.
Strategi untuk promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan
1. Letakkan pendidikan seksual dalam tatanan kehidupannya
1. Letakkan pendidikan seksual dalam tatanan kehidupannya
2.Menganjurkan untuk menawarkan
pendidikan seksualitas dan topik tentang seks yang berhubungan issue saat ini.
3.Menyediakan pendidikan seksualitas
dengan mempercayai dan mengakui pasien sebagai individu dan isu serta nilai
dalam keluarga..
4.Khusus menyediakan,kepercayaan,budaya
sensitif dan konseling yang tidak ternilai tentang isu penting seksualitas
(konseling umum,pencegahan kehamilan tidak diinginkan,strategi pencegahan
penyakit menular HIV/AIDS)
5.Menyediakan konseling yang tepat
atau pencerahan-pencerahan pada anak dan remaja dengan isu khusus dan jadi
perhatian (Gay, lesbian, biseksual anak muda)
6. Pelayanan ginekolgi rutin
disediakan untuk remaja putri yang menjalani perilaku seksual. Skrining untuk
kanker serviks dan PMS akan diberikan pada perempuan yang menjalani seksual
aktif.
7.Menjadikan pengetahuan tentang
pentingnya pendidikan seksual disekolah,institusi keagamaan,dan komunitas
lainnya.
8.Bekerja sama dengan perencana
masyrakat (LSM) untuk meningkatkan strategi yang menyeluruh untuk menurunkan
kejadian perilaku seksual yang tidak aman dan hasil yang merugikan.
B. Kondisi
Kesehatan Yang Ditampilkan Remaja
Remaja
putri yang peduli sistem perawatan kesehatan biasanya melakukan skrining (pap
smear dimulai pada usia 18 atau ketika sudah mulai melakukan aktivitas
seksual). Masalah ginekology sering disamakan dengan mens (perdarahan yang
tidak teratur atau dimenore), vaginitis
atau leukorea, PMS, kontrasepsi dan kehamilan).
Kehamilan pada remaja : kehamilan pada remaja usia 16 tahun atau remaja sering diperkenalkan stress tambahan pada periode yang penuh dengan stress. Level pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan:
Kehamilan pada remaja : kehamilan pada remaja usia 16 tahun atau remaja sering diperkenalkan stress tambahan pada periode yang penuh dengan stress. Level pencegahan penyakit pada anak dan remaja perempuan:
1. Primary prevention: immunisasi
lanjutan (Vaksin HPV) atau pendidikan kesehatan/konseling tentang nutrisi,
rokok, sexual education, alcohol, managemen stress.
2. Secondary prevention: Screening test
; pemeriksaan payudara sendiri sejak anak mulai mendapatkan mestruasi, pap
smear bagi remaja yang telah melakukan hubungan seksual aktif, tes kolesterol,
pemeriksaan Hb
3. Tertiary prevention: pendidikan pada
pasien untuk menurunkan kondisi sakit dan megoptimalkan kemampuan yang
dimiliki, misalnya mengoptimalkan kemampuan anak yang menderita kanker.
Masalah –masalah yang lazim terjadi pada masa remaja
1. NARKOTIKA
Adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan
memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya
rasa sakit, rangsangan semangat , halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan
yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya
2. ABORSI
Aborsi
adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum kandungan mencapai usia 20
minggu, yaitu sebelum janin dapat hidup diluar secara mandiri ( Munajat,
N.,2000). Aborsi adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang disengaja (
abortus provokatus ), yakni kehamilan yang diprovokasi dengan berbagai macam
cara sehingga terjadi pengguguran. Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan
aborsi akan mengalami hal-hal sebagai berikut :
a. Kehilangan harga diri (82%)
b. Berteriak-teriak histeris (51 %)
c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
d. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
b. Berteriak-teriak histeris (51 %)
c. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
d. Ingin melakukan bunuh diri (28%)
e. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
f. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
3. HIV/AIDS
HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV
terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan sindrom menurunnya
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah
tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita
telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :
- Hubungan
seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan
orang yang telah terinfeksi HIV.
- Jarum
suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian(seperti
pecandu Narkoba)
- Mendapatkan
transfusi darah yang mengandung virus HIV
- Ibu
penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat
melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
- Berat
badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
- Diare
kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam
berkepanjangan lebih dari1 bulan
- Penurunan
kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
- Dimensia/HIV
ensefalopati
Cara mencegah
AIDS :
- Tidak
berganti-ganti pasangan seksual
- Pencegahan
kontak darah, misalnya pencegahan terhadap penggunaan jarum suntik yang
diulang
- Dengan
formula A-B-C
ABSTINENSIA
artinya tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah
- BE
FAITHFUL artinya jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan
pasangannya saja
- CONDOM
artinya pencegahan dengan menggunakan alat.
Orang Tua
- Harus dapat memberikan
pendidikan agama dan moral yang baik bagi anak-anaknya.
- Harus mampu memberikan
informasi yang cukup tentang kesehatan reproduksi remaja
- Dapat
memberikan kesempatan bagi anak-anaknya untuk mengeluarkan pendapat dan
bukan hanya menuntut anak-anaknya untuk menuruti keinginan mereka
Pendidikan
kesehatan bagi anak dan remaja perempuan :
- Pada
usia sekolah dini, anak harus diberikan informasi untuk berhati-hati
terhadap potensi adanya penganiayaan seksual. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk mencegah pelecehan seksual terhadap anak antara lain:
- Ajarkan
kepada anak mengenai perbedaan antara sentuhan yang baik dengan sentuhan
yang buruk dari orang dewasa. - Beritahu
anak mengenai bagian tubuh tertentu yang tak boleh disentuh oleh orang
dewasa kecuali saat mandi atau pemeriksaan fisik oleh dokter.
- Ajarkan
kepada anak untuk mengatakan ’tidak’ jika merasa tidak nyaman dengan
perlakuan orang dewasa dan menceritakan kejadian itu kepada orang dewasa
yang meraka percaya.
- Ajarkan
bahwa orang dewasa tidak selalu ’benar’, dan semua orang mempunyai kontrol
terhadap tubuh mereka, sehingga ia dapat memutuskan siapa yang boleh atau
tidak boleh untuk memeluknya.
- Jika
terjadi pelecehan seksual pada anak, beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Ciptakan kondisi sehingga anak merasa leluasa dalam menceritakan tentang bagian tubuhnya dan menggambarkan kejadian dengan akurat. - Yakinkan
anak bahwa orang dewasa yang melakukannya adalah salah, sedangkan anaknya
sendiri adalah benar.
- Orang tua harus bisa mengkontrol ekspresi emosional didepan anak (Perry & potter, 2005)
Pada usia remaja, informasi faktual tentang seksual dan
aktivitas seksual sangat penting tetapi lebih penting dengan bimbingan tentang
penilaian diri atau sistem kepercayaan untuk digunakan sebagai kerangka kerja
untuk mengambil keputusan. Lingkup kesehatan keluarga merupakan bagian yang
paling baik untuk memberikan pendidikan kepada anak dan remaja. Orangtua perlu
memahami pentingnya pemebrian informasi, berbagai nilai yang dianut dalam
keluarga, dan meningkatkan kemampuan untuk membuat keputusan. Remaja akan
membuat keputusan utnuk dirinya sendiri dan harus bertanggung jawab terhadap
keputusannya (Gilles, 1998) Pada
masa ini remaja mungkin pertama kali mencari perawatan kesehatan tanpa
didampingi orangtua. Agar
intervensi pada kelompok usia ini bisa efektif harus diperhatikan beberapa hal
antara lain:
- Ciptakan
lingkungan yang menunjukan kasih sayang, saling percaya, serta kesediaan
untuk mendengar
- Klarifikasi
dan hormati masalah yang bersifat rahasia
- Perawat
kesehatan reproduktif hendaknya memiliki pengetahuan yang mendalam
mengenai perkembangan remaja.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat
diambil beberapa kesimpulan yaitu; Promosi kesehatan adalah ilmu dan seni
membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Upaya promosi
kesehatan merupakan tanggung jawab kita bersama, bahkan bukan sektor kesehatan
semata, melainkan juga lintas sektor, masyarakat dan dunia usaha. Promosi
kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan.
Beberapa peran bidan dalam promosi kesehatan pada bayi diantaranya :
Beberapa peran bidan dalam promosi kesehatan pada bayi diantaranya :
1. Dalam Pemberian ASI
2. Mempromosikan vaksinasi
3. Perawatan tali pusat
Beberapa peran bidan dalam promosi kesehatan pada anak diantaranya :
1. ASI
2. Gizi /nutrisi
3.
Pertumbuhan
4.
Perkembangan,
5.
Interaksi
6.
Sosialisasi
Beberapa
peran bidan dalam promosi kesehatan pada remaja diantaranya:
1.
Perubahan
Fisik
2.
Perubahan
Emosi / psikologis
3.
Perkembangan
psikologi dan kognitif selama remaja
4.
B. Saran
Perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan dalam praktek kebidanan merupakan tanggungjawab kita bersama. Kesamaan pengertian, efektifitas kerjasama dan sinergi antara aparat kesehatan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen bangsa adalah sangat penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi kesehatan dalam praktek kebidanan secara nasional. Semuanya itu adalah dalam rangka menuju Indonesia Sehat, yaitu Indonesia yang penduduknya hidup dalam perilaku dan budaya sehat, dalam lingkungan yang bersih dan kondusif dan mempunyai akses untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu,sehingga dapat hidup sejahtera dan produktif.
Perlu disadari bahwa upaya promosi kesehatan dalam praktek kebidanan merupakan tanggungjawab kita bersama. Kesamaan pengertian, efektifitas kerjasama dan sinergi antara aparat kesehatan pusat, provinsi, kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen bangsa adalah sangat penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran promosi kesehatan dalam praktek kebidanan secara nasional. Semuanya itu adalah dalam rangka menuju Indonesia Sehat, yaitu Indonesia yang penduduknya hidup dalam perilaku dan budaya sehat, dalam lingkungan yang bersih dan kondusif dan mempunyai akses untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu,sehingga dapat hidup sejahtera dan produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Mubaraq,Wahit
Iqbal.2011.Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan.Jakarta:Salemba
Medika.
http://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/10/22/promosi-kesehatan-bidan-pada-bayi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bayi
dilihat tanggal 18 April 2011
http://www.scribd.com/doc/76097317/PROMKES
http://bidanapril.wordpress.com/2009/10/23/promosi-kesehatan-pada-remaja/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar