Sabtu, 04 Mei 2013

Hipotermi pada neonatus


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul”Hipotermi”yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus dan Balita.
Sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang penuh keterbatasan,saya menyadari masih banyak kekurangan dari penyusunan makalah ini,maka saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar dalam penyusunan berikutnya dapat lebih baik lagi.
Besar harapan saya serbagai penyusun makalah ini,semoga apa yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa kebidanan khususnya,
Yogyakarta,16 maret 20013


 Penyusun,





DAFTAR ISI
                                                                                                                   
Halaman judul…………………………………………………………………….i
Kata Pengantar…………………………………………………………………....ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang………………………………………………………………3
B.    Rumusan Masalah…………………………………………………………....3
C.    Tujuan………………………………………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Hipotermi………………………………………………………..4
B.    Tanda dan gejala Hipotermi…………………………………………………6
C.    Penyebab Hipotermi………………………………………………………....7
D.    Penanganan Hipotermi……………………………………………………....7
BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan………………………………………………………………....10
B.    Saran………………………………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA





BAB  I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipotermi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada neonatal. Menurut laporan LB3 Dinkes Subdinbindal Yogyakarta 2003 angka kematian bayi sebesar 281 dari 23,53/1000 kelahiran hidup. Saat ini telah dikembangkan tindakan untuk mencegah hipotermi pada neonatal yaitu dengan menunda memandikan sampai suhu tubuh stabil. Hipotermi sangat rentan terjadi pada bayi baru lahir karena tubuh bayi masi berusaha menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Hipotermi?
2.      Bagaimana tanda dan gejala Hipotermi?
3.      Apa penyebab Hipotermi?
4.      Bagaimana cara penanganan Hipotermi?
C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian Hipotermi
2.      Untuk mengetahui tanda dan gejala Hipotermi
3.      Untuk mengidentifikasi penyebab Hipotermi
4.      Untuk mengetahui cara penanganan hipotermi

BAB II
PEMBAHASAN
             A.Pengertian
Suhu normal pada bayi baru lahir berkisar 36,5°C-37,2°C.Gejala awal hipotermi adalah suhu<36°C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.Hipotermi pada bayi dapat berakhir dengan kematian. Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu tubuh dibawah normal (kurang dari 36,5 C). Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg.
Mekanisme hilangnya panas pada Bayi baru lahir yaitu :
v  Evaporasi yaitu hilangnya panas dari tubuh akibat penguapan,contoh:air ketuban yang tidak segera dikeringkan.
v  Konduksi yaitu hilangnya panas dari tubuh akibat kontak langsung dengan benda dingin,contoh:bayi yang ditimbang tanpa alas.
v  Radiasi yaitu hilangnya panas dari tubuh akibat memancarnya panas dari tubuh bayi kelingkungan yang lebih dingin.contoh: bayi tidur dekat AC.
v  Konveksi yaitu hilangnya panas dari tubuh akibat udara sekitar yang sedang bergerak,contoh:bayi ditidurkan dekat dengan jendela.
  Hipotermi dibedakan atas :
1. stres dingin (36 -36,5° C)
2. Hipotermi sedang (32-36°C) ,tanda-tanda hipotermia sedang ( stress    dingin) adalah :
a. Kaki teraba dingin
b.Kemampuan menghisap lemah
c. Aktifitas berkurang (letargi)
d.   Tangisan lemah
e. Kulit berwarna tidak rata ( cutis marmorata )
f. Jika hipotermia berlanjut akan timbul cedera dingin cold injury
g.Suhu aksila 32 – 36 °C
3.Hipotermi berat(<32°C) Tanda – tanda hipotermia berat ( cedera dingin)
  Memiliki tanda-tanda seperti berikut :
a.       Sama dengan hipotermia sedang
b.      Bibir dan kuku kebiruan
c.       Pernafasan lambat
d.      Pernafasan tidak teratur
e.       Bunyi jantung lambat
f.       Suhu aksila < 32 derajat celcius
g.      Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolic
Resiko terjadinya hipotermia dapat terjadi bila :
a.       Perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir
b.      Bayi dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir
c.       Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur
d.      Tempat melahirkan yang dingin
e.       Umur bayi belum cukup saat dipindahkan / dikirim untuk rujukan
f.       Suhu badan tidak terjaga selama perjalanan Rujukan
g.      Asfiksia,hipoksia atau penyakit-penyakit pada bayi
Penatalaksanaan neonatus resiko tinggi,yaitu:
Mempertahankan Suhu Tubuh untuk mencegah Hipotermi menurut Indarso,F(2001) menyatakan bahwa untuk mempertahankan suhu tubuh bayi dalam mencegah hipotermi adalah :
a.    Menyiapkan tempat melahirkan
b.   Mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir
c.    Menjaga kehangatan bayi dengan cara mendekap bayi di dada ibu dengan keduanya diselimuti
d.   Memberi ASI sedini mungkin segera setelah melahirkan agar dapat merangsang reflek bayi
e.    Mempertahankan bayi tetap hangat selama perjalanan pada waktu rujukan
f.    Memberikan penghangatan pada bayi baru lahir secara mandiri
g.   Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan.
B.Tanda dan Gejala Hipotermi
a.       Kaki dan tangan bayi teraba lebih dingin dibandingkan dengan bagian dada
b.      Aktivitas berkurang
c.       Kemampuan menghisap lemah
d.      Tangisan lemah
e.       Ujung jari tangan dan kaki kebiruan Bayi tidak mau minum atau menetek
f.       Bayi tampak lesu dan lemah atau mengantuk saja
g.      Kulitnya pucat dan tubuh bayi teraba dingin
h.      Bayi menggigil
i.        Dalam keadaan berat , denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh baayi yang       mengeras ( sklerema)
C.Penyebab Hipotermi
         Berikut penyebab terjadinya penurunan suhu tubuh pada bayi :
v  Ketika bayi baru lahir tidak segera dibersihkan, terlalu cepat dimandikan, tidak  segera diberi pakaian, tutup kepala, dan dibungkus, diletakkan pada ruangan yang dingin, tidak segera didekapkan pada ibunya, dipisahkan dari ibunya, tidak segera disusui ibunya.
v  Bayi berat lahir rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg atau bayi dengan lingkar lengan kurang dari 9,5 cm atau bayi dengan tanda-tanda otot lembek, kulit kerput.
v  Bayi lahir sakit seperti asfiksia, infeksi sepsis dan sakit berat.
v  Hipoglikemia
D.Penanganan Hipotermi pada bayi baru lahir
 Mengatasi bayi hipotermi dilakukan dengan cara :
a.       Bayi yang mengalami hipotermi biasanya mudah sekali meninggal.Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
b.      Melaksanakan metode kanguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup kepala diletakkan di dada ibu agar tubuh bayi menjadi hangat karena terjadi kontak kulit langsung.Bila tubuh bayi masih teraba dingin bisa ditambahkan selimut.
c.       Bayi baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang disetrika atau dihangatkan diatas tungku.
d.      Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia , sehingga bayi harus diberi ASI sedikit – sedikit sesering mungkin . Bila bayi tidak menghisap , beri infuse glukosa / dektrose 10% sebanyak 60 – 80 ml /kg per hari
e.       Meminta pertolongan kepada petugas kesehatan terdekat.
f.       Dirujuk ke rumah sakit.

 Pencegahan Hipotermi
 Melakukan tujuh rantai hangat, yaitu :
1.      Menyiapkan tempat melahirkan yang hangat, kering, bersih, penerangan cukup.
2.      Memberi ASI sedini mungkin
3.      Mempertahankan kehangatan pada bayi.
4.      Memberi perawatan bayi baru lahir yang memadai.
5.      Melatih semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan / perawatan bayi baru lahir.
Menunda memandikan bayi baru lahir :
1.    Pada bayi normal tunda memandikannya sampai 6 jam.
2.    Pada bayi berat badan lahir rendah tunda memandikannya lebih   lama lagi
  Komplikasi hipotermi yaitu:
Hipoglikemia,asidosis metabolic,karena vasokontriksi perifer dengan metabolism anaerob,kebutuhan oksigen yang meningkat,metabolism meningakat sehingga pertumbuhan terganggu,gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang menyertai hipotermi berat,syok,apnea,perdarahan intra ventricular.
Untuk bayi diatas 1 tahun dapat dideteksi secara kasat mata dan ada juga yang harus dideteksi dengan perabaan:
v  Yang dapat dideteksi dengan kasat mata : kondisi bayi tidak jauh dari bayi neonatus yang kedinginan.Cirinya:cenderung diam saja,kulit anak terlihat belang-belang,bercak-bercak putih tetapi kulit kemerahan,bibir dan ujung jari membiru.
v  Yang dapat dideteksi dengan perabaan : Tangan dan telapak tangannya teraba dingin,begitu juga dengan telapak kakinya,tubuhnya lebih dingin dari tubuh kita. Untuk memastikan hasilnya dapat dideteksi dengan menggunakan thermometer. Atasi kedinginan ini dengan member selimut,suhu ruangan yang hangat,memberi lampu 60 watt diatas tempat tidurnya.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
           Hipotermi pada bayi baru lahir perlu mendapat perhatian dari para petugas kesehatan dan khususnya calon ibu yang akan memiliki anak. Mereka perlu memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara memperlakukan bayi pertama kali ketika lahir.
            Penanganan yang salah terhadap bayi bisa menyebabkan dampak negatif bagi mereka. Sebagai contoh terjadinya hipotermi pada bayi disebabkan oleh kebiasaan / perilaku yang salah seperti mengeringkan dan membersihkan tubuh bayi menunggu setelah plasenta lahir, memandikan bayi dilakukan segera setelah lahir, membersihkan lemak bayi segera setelah lahir, memercikkan air hangat / air dingin / air kembang / minyak wangi pada bayi baru lahir yang tidak menangis (untuk merangsang pernafasan) , mengosok tubuh bayi dengan minyak kayu putih / obat gosok , bayi baru lahir tidak segera didekapkan / dipisah /tidak segera disusui oleh ibunya. Semua kebiasaan diatas justru mengakibatkan penurunan suhu tubuh pada bayi.
            Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir. Oleh karena itu para petugas kesehatan harus melakukan tindakan pencegahan terjadinya hipotermi di tingkat pelayanan dasar. Sebaiknya para petugas kesehatan memiliki penguasaan dalam mencegah dan menangani hipotermi pada bayi baru lahir untuk memberikan dampak positif yang sangat berarti dalam mencegah terjadinya kematian. Begitu pula dengan ibu, penolong persalinan, dan keluarga di rumah yang bisa dengan mudah mencegah terjadinya hipotermi.

B. Saran
a.       Upaya pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir dilakukan dengan benar bila bayi dikeringkan dan melakukan kontak kulit langsung dengan ibu.
b.      Suhu lingkungan selama dan setelah kelahiran sangat besar pengaruhnya pada bayi baru lahir. Semakin dingin ruangan semakin besar terjadinya hipotermi.
c.       Cara terbaik mencegah hipotermi adalah mempertahankan tubuh bayi tetap hangat melalui metode ”kanguru” dan memenuhi kebutuhan kalorinya dengan memberi ASI sedini mungkin (30 menit setelah bayi lahir).
d.      Pencegahan hipotermi sangat mudah dan dapat dikerjakan dimana saja, kapan saja, oleh siapa saja yang terlibat dalam persalinan dan perawatan bayi
e.       Penanganan hipotermi lebih sulit dibandingkan pencagahannya karena bila bayi mengalami hipotermi berarti keadaannya sangat berbahaya dengan risiko sakit dan mati meningkat
f.       Bayi dengan berat lahir rendah mudah terkena hipotermi karena pusat pengatur suhu belum berfungsi baik, kehilangan panas melalui permukaan kepala lebih besar, karena permukaan kepala bayi lebih luas daripada bagian tubuh lainnya dan lapisan lemak bawah kulit tipis
DAFTAR PUSTAKA

Rukiyah,Ai yeyeh dan Lia yulianti.2010.Asuhan Neonatus,Bayi dan Anak Balita. Jakarta :Trans Info Media
Sudarti.2010.Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak.Yogyakarta:
Nuha Medika
Sudarti dan Afroh Fausiah.2012.Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi dan Anak Balita.Yogyakarta:Nuha Medika
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2002.  Jakarta: YBP-SP
Internet:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar