KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha
Esa,karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul”Hipotermi”yang
merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus dan Balita.
Sebagai
mahluk ciptaan Tuhan yang penuh keterbatasan,saya menyadari masih banyak
kekurangan dari penyusunan makalah ini,maka saya sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun agar dalam penyusunan berikutnya dapat lebih
baik lagi.
Besar
harapan saya serbagai penyusun makalah ini,semoga apa yang saya susun ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa kebidanan
khususnya,
Yogyakarta,16 maret 20013
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman judul…………………………………………………………………….i
Kata Pengantar…………………………………………………………………....ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………3
Halaman judul…………………………………………………………………….i
Kata Pengantar…………………………………………………………………....ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………3
B.
Rumusan Masalah…………………………………………………………....3
C. Tujuan………………………………………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotermi………………………………………………………..4
B. Tanda dan gejala Hipotermi…………………………………………………6
C. Penyebab Hipotermi………………………………………………………....7
C. Tujuan………………………………………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotermi………………………………………………………..4
B. Tanda dan gejala Hipotermi…………………………………………………6
C. Penyebab Hipotermi………………………………………………………....7
D.
Penanganan Hipotermi……………………………………………………....7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………....10
B. Saran………………………………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………....10
B. Saran………………………………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipotermi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada neonatal. Menurut laporan LB3 Dinkes Subdinbindal Yogyakarta 2003 angka kematian bayi sebesar 281 dari 23,53/1000 kelahiran hidup. Saat ini telah dikembangkan tindakan untuk mencegah hipotermi pada neonatal yaitu dengan menunda memandikan sampai suhu tubuh stabil. Hipotermi sangat rentan terjadi pada bayi baru lahir karena tubuh bayi masi berusaha menyesuaikan diri dengan suhu lingkungan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian Hipotermi?
2. Bagaimana
tanda dan gejala Hipotermi?
3. Apa
penyebab Hipotermi?
4. Bagaimana
cara penanganan Hipotermi?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian Hipotermi
2. Untuk
mengetahui tanda dan gejala Hipotermi
3. Untuk
mengidentifikasi penyebab Hipotermi
4. Untuk
mengetahui cara penanganan hipotermi
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Suhu normal pada bayi
baru lahir berkisar 36,5°C-37,2°C.Gejala awal
hipotermi adalah suhu<36°C atau kedua kaki dan tangan teraba
dingin.Hipotermi pada bayi dapat berakhir dengan kematian. Bayi hipotermi
adalah bayi dengan suhu tubuh dibawah normal (kurang dari 36,5 C). Hipotermi
merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir, terutama
dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg.
Mekanisme hilangnya panas pada Bayi baru
lahir yaitu :
v Evaporasi
yaitu hilangnya panas dari tubuh akibat penguapan,contoh:air ketuban yang tidak
segera dikeringkan.
v Konduksi
yaitu hilangnya panas dari tubuh akibat kontak langsung dengan benda
dingin,contoh:bayi yang ditimbang tanpa alas.
v Radiasi
yaitu hilangnya panas dari tubuh akibat memancarnya panas dari tubuh bayi
kelingkungan yang lebih dingin.contoh: bayi tidur dekat AC.
v Konveksi
yaitu hilangnya panas dari tubuh akibat udara sekitar yang sedang
bergerak,contoh:bayi ditidurkan dekat dengan jendela.
Hipotermi dibedakan atas :
1.
stres dingin (36 -36,5° C)
2. Hipotermi
sedang (32-36°C) ,tanda-tanda hipotermia sedang (
stress dingin) adalah :
a. Kaki teraba dingin
b.Kemampuan menghisap lemah
c. Aktifitas berkurang (letargi)
d. Tangisan lemah
e. Kulit berwarna tidak rata ( cutis
marmorata )
f. Jika hipotermia berlanjut akan
timbul cedera dingin cold injury
g.Suhu aksila 32 – 36 °C
3.Hipotermi
berat(<32°C) Tanda – tanda hipotermia berat ( cedera dingin)
Memiliki tanda-tanda seperti berikut :
a. Sama dengan hipotermia sedang
b. Bibir dan kuku kebiruan
c. Pernafasan lambat
d. Pernafasan tidak teratur
e. Bunyi jantung lambat
f. Suhu aksila < 32 derajat celcius
g. Selanjutnya mungkin timbul
hipoglikemia dan asidosis metabolic
Resiko
terjadinya hipotermia dapat terjadi bila :
a. Perawatan yang kurang tepat setelah
bayi lahir
b. Bayi dipisahkan dari ibunya segera
setelah lahir
c. Berat lahir bayi yang kurang dan
kehamilan prematur
d. Tempat melahirkan yang dingin
e. Umur bayi belum cukup saat
dipindahkan / dikirim untuk rujukan
f. Suhu badan tidak terjaga selama
perjalanan Rujukan
g. Asfiksia,hipoksia atau
penyakit-penyakit pada bayi
Penatalaksanaan
neonatus resiko tinggi,yaitu:
Mempertahankan
Suhu Tubuh untuk mencegah Hipotermi menurut Indarso,F(2001) menyatakan bahwa
untuk mempertahankan suhu tubuh bayi dalam mencegah hipotermi adalah :
a. Menyiapkan tempat melahirkan
b. Mengeringkan tubuh bayi yang baru
lahir
c. Menjaga kehangatan bayi dengan cara
mendekap bayi di dada ibu dengan keduanya diselimuti
d. Memberi ASI sedini mungkin segera
setelah melahirkan agar dapat merangsang reflek bayi
e. Mempertahankan bayi tetap hangat
selama perjalanan pada waktu rujukan
f. Memberikan penghangatan pada bayi
baru lahir secara mandiri
g. Melatih semua orang yang terlibat
dalam pertolongan persalinan.
B.Tanda
dan Gejala Hipotermi
a. Kaki
dan tangan bayi teraba lebih dingin dibandingkan dengan bagian dada
b. Aktivitas
berkurang
c. Kemampuan
menghisap lemah
d. Tangisan
lemah
e. Ujung
jari tangan dan kaki kebiruan
Bayi tidak mau minum atau menetek
f. Bayi tampak lesu dan lemah atau
mengantuk saja
g. Kulitnya pucat dan tubuh bayi teraba
dingin
h. Bayi menggigil
i.
Dalam
keadaan berat , denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh baayi yang mengeras ( sklerema)
C.Penyebab
Hipotermi
Berikut penyebab terjadinya penurunan suhu tubuh pada bayi :
Berikut penyebab terjadinya penurunan suhu tubuh pada bayi :
v Ketika
bayi baru lahir tidak segera dibersihkan, terlalu cepat dimandikan, tidak segera diberi pakaian, tutup kepala, dan
dibungkus, diletakkan pada ruangan yang dingin, tidak segera didekapkan pada
ibunya, dipisahkan dari ibunya, tidak segera disusui ibunya.
v Bayi
berat lahir rendah yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg atau
bayi dengan lingkar lengan kurang dari 9,5 cm atau bayi dengan tanda-tanda otot
lembek, kulit kerput.
v Bayi
lahir sakit seperti asfiksia, infeksi sepsis dan sakit berat.
v Hipoglikemia
D.Penanganan
Hipotermi pada bayi baru lahir
Mengatasi bayi hipotermi dilakukan dengan cara
:
a. Bayi yang mengalami hipotermi
biasanya mudah sekali meninggal.Tindakan yang harus dilakukan adalah segera
menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
b. Melaksanakan
metode kanguru, yaitu bayi baru lahir dipakaikan popok dan tutup kepala
diletakkan di dada ibu agar tubuh bayi menjadi hangat karena terjadi kontak
kulit langsung.Bila tubuh bayi masih teraba dingin bisa ditambahkan selimut.
c. Bayi
baru lahir mengenakan pakaian dan selimut yang disetrika atau dihangatkan
diatas tungku.
d. Biasanya bayi hipotermi menderita
hipoglikemia , sehingga bayi harus diberi ASI sedikit – sedikit sesering
mungkin . Bila bayi tidak menghisap , beri infuse glukosa / dektrose 10%
sebanyak 60 – 80 ml /kg per hari
e. Meminta
pertolongan kepada petugas kesehatan terdekat.
f. Dirujuk
ke rumah sakit.
Pencegahan Hipotermi
Melakukan tujuh rantai hangat, yaitu :
1. Menyiapkan
tempat melahirkan yang hangat, kering, bersih, penerangan cukup.
2. Memberi
ASI sedini mungkin
3. Mempertahankan
kehangatan pada bayi.
4. Memberi
perawatan bayi baru lahir yang memadai.
5. Melatih
semua orang yang terlibat dalam pertolongan persalinan / perawatan bayi baru
lahir.
Menunda
memandikan bayi baru lahir :
1. Pada bayi normal tunda memandikannya sampai 6 jam.
2. Pada bayi berat badan lahir rendah tunda memandikannya lebih lama lagi
1. Pada bayi normal tunda memandikannya sampai 6 jam.
2. Pada bayi berat badan lahir rendah tunda memandikannya lebih lama lagi
Komplikasi
hipotermi yaitu:
Hipoglikemia,asidosis
metabolic,karena vasokontriksi perifer dengan metabolism anaerob,kebutuhan
oksigen yang meningkat,metabolism meningakat sehingga pertumbuhan
terganggu,gangguan pembekuan sehingga mengakibatkan perdarahan pulmonal yang
menyertai hipotermi berat,syok,apnea,perdarahan intra ventricular.
Untuk
bayi diatas 1 tahun dapat dideteksi secara kasat mata dan ada juga yang harus
dideteksi dengan perabaan:
v Yang
dapat dideteksi dengan kasat mata : kondisi bayi tidak jauh dari bayi neonatus
yang kedinginan.Cirinya:cenderung diam saja,kulit anak terlihat
belang-belang,bercak-bercak putih tetapi kulit kemerahan,bibir dan ujung jari
membiru.
v Yang
dapat dideteksi dengan perabaan : Tangan dan telapak tangannya teraba
dingin,begitu juga dengan telapak kakinya,tubuhnya lebih dingin dari tubuh
kita. Untuk memastikan hasilnya dapat dideteksi dengan menggunakan thermometer.
Atasi kedinginan ini dengan member selimut,suhu ruangan yang hangat,memberi
lampu 60 watt diatas tempat tidurnya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Hipotermi pada bayi baru lahir perlu mendapat perhatian dari para petugas kesehatan dan khususnya calon ibu yang akan memiliki anak. Mereka perlu memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara memperlakukan bayi pertama kali ketika lahir.
Penanganan yang salah terhadap bayi bisa menyebabkan dampak negatif bagi mereka. Sebagai contoh terjadinya hipotermi pada bayi disebabkan oleh kebiasaan / perilaku yang salah seperti mengeringkan dan membersihkan tubuh bayi menunggu setelah plasenta lahir, memandikan bayi dilakukan segera setelah lahir, membersihkan lemak bayi segera setelah lahir, memercikkan air hangat / air dingin / air kembang / minyak wangi pada bayi baru lahir yang tidak menangis (untuk merangsang pernafasan) , mengosok tubuh bayi dengan minyak kayu putih / obat gosok , bayi baru lahir tidak segera didekapkan / dipisah /tidak segera disusui oleh ibunya. Semua kebiasaan diatas justru mengakibatkan penurunan suhu tubuh pada bayi.
Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir. Oleh karena itu para petugas kesehatan harus melakukan tindakan pencegahan terjadinya hipotermi di tingkat pelayanan dasar. Sebaiknya para petugas kesehatan memiliki penguasaan dalam mencegah dan menangani hipotermi pada bayi baru lahir untuk memberikan dampak positif yang sangat berarti dalam mencegah terjadinya kematian. Begitu pula dengan ibu, penolong persalinan, dan keluarga di rumah yang bisa dengan mudah mencegah terjadinya hipotermi.
Hipotermi pada bayi baru lahir perlu mendapat perhatian dari para petugas kesehatan dan khususnya calon ibu yang akan memiliki anak. Mereka perlu memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara memperlakukan bayi pertama kali ketika lahir.
Penanganan yang salah terhadap bayi bisa menyebabkan dampak negatif bagi mereka. Sebagai contoh terjadinya hipotermi pada bayi disebabkan oleh kebiasaan / perilaku yang salah seperti mengeringkan dan membersihkan tubuh bayi menunggu setelah plasenta lahir, memandikan bayi dilakukan segera setelah lahir, membersihkan lemak bayi segera setelah lahir, memercikkan air hangat / air dingin / air kembang / minyak wangi pada bayi baru lahir yang tidak menangis (untuk merangsang pernafasan) , mengosok tubuh bayi dengan minyak kayu putih / obat gosok , bayi baru lahir tidak segera didekapkan / dipisah /tidak segera disusui oleh ibunya. Semua kebiasaan diatas justru mengakibatkan penurunan suhu tubuh pada bayi.
Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi baru lahir. Oleh karena itu para petugas kesehatan harus melakukan tindakan pencegahan terjadinya hipotermi di tingkat pelayanan dasar. Sebaiknya para petugas kesehatan memiliki penguasaan dalam mencegah dan menangani hipotermi pada bayi baru lahir untuk memberikan dampak positif yang sangat berarti dalam mencegah terjadinya kematian. Begitu pula dengan ibu, penolong persalinan, dan keluarga di rumah yang bisa dengan mudah mencegah terjadinya hipotermi.
B. Saran
a. Upaya
pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir dilakukan dengan benar bila bayi
dikeringkan dan melakukan kontak kulit langsung dengan ibu.
b. Suhu
lingkungan selama dan setelah kelahiran sangat besar pengaruhnya pada bayi baru
lahir. Semakin dingin ruangan semakin besar terjadinya hipotermi.
c. Cara
terbaik mencegah hipotermi adalah mempertahankan tubuh bayi tetap hangat
melalui metode ”kanguru” dan memenuhi kebutuhan kalorinya dengan memberi ASI
sedini mungkin (30 menit setelah bayi lahir).
d. Pencegahan
hipotermi sangat mudah dan dapat dikerjakan dimana saja, kapan saja, oleh siapa
saja yang terlibat dalam persalinan dan perawatan bayi
e. Penanganan
hipotermi lebih sulit dibandingkan pencagahannya karena bila bayi mengalami
hipotermi berarti keadaannya sangat berbahaya dengan risiko sakit dan mati
meningkat
f. Bayi
dengan berat lahir rendah mudah terkena hipotermi karena pusat pengatur suhu
belum berfungsi baik, kehilangan panas melalui permukaan kepala lebih besar,
karena permukaan kepala bayi lebih luas daripada bagian tubuh lainnya dan
lapisan lemak bawah kulit tipis
DAFTAR
PUSTAKA
Rukiyah,Ai
yeyeh dan Lia yulianti.2010.Asuhan
Neonatus,Bayi dan Anak Balita. Jakarta :Trans Info Media
Sudarti.2010.Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak.Yogyakarta:
Nuha
Medika
Sudarti
dan Afroh Fausiah.2012.Asuhan Kebidanan
Neonatus,Bayi dan Anak Balita.Yogyakarta:Nuha Medika
Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.2002. Jakarta: YBP-SP
Internet:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar