Minggu, 05 Mei 2013

Hidrosefalus

                                                                          BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Hidrosefalus adalah suatu keadaan di mana terjadi penambahan volume dari cairan serebrospinal (CSS) di dalam ruangan ventrikel dan ruang subarakhnoid. Keadaan ini disebabkan oleh karena terdapat ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi dari cairan serebrospinalis. Secara keseluruhan insiden dari hidrosefalus diperkirakan mendekati 1:1000. Sedangkan insiden hidrosefalus kongenital bervariasi untuk tiap-tiap populasi yang berbeda.
Hershey BL mengatakan kebanyakan hidrosefalus pada anak-anak adalah kongenital yang biasanya sudah tampak pada masa bayi. Jika hidrosefalus mulai tampak setelah umur 6 bulan biasanya bukan oleh karena kongenital.Mujahid Anwar dkk mendapatkan 40-50% bayi dengan perdarahan intraventrikular derajat 3 dan 4 mengalami hidrosefalus.
Pongsakdi Visudiphan dkk pada penelitiannya mendapatkan 36 dari 49 anak-anak dengan meningitis tuberkulosa mengalami hidrosefalus, dengan catatan 8 anak dengan hidrosefalus obstruktif dan 26 anak dengan hidrosefalus komunikans. Hidrosefalus yang terjadi sebagai komplikasi meningitis bakteri dapat dijumpai pada semua usia, tetapi lebih sering pada bayi dari pada anak-anak. Berdasarkan catatan medik di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNUD/RSUP Denpasar dari 1991 s/d Desember 1993 telah dirawat 21 penderita hidrosefalus di mana 4 diantaranya adalah hidrosefalus kongenital. ( www.dexa-medica.com ).    
Hidrosefalus bisa didapat seseorang sejak lahir (kongenital) atau pada umur berikutnya dan bahkan setelah dewasa. Yang tersering didapat adalah pada kongenital. Penyebabnya antara lain ada saluran yang tersumbat, infeksi, tumor otak, trauma kepala, radang otak, stroke. Kasus hidrosefalus dari sejak waktu lahir terbanyak sekitar 4-5 per 1000 kelahiran.          

    1.2 Rumusan  Masalah
a)          Apa pengertian dari Hidrosefalus?
b)      Apa etiologi dari hidrosefalus?
c)      Bagaimana menegakkan diagnosis hidrosefalus?
d)     Bagaimanan manifestasi klinis  hidrosefalus?
e)      Bagaimana penanganan terhadap hidrosefalu?

1.3 Tujuan
a)      Untuk mengetahui pengertian dari hidrosefalus
b)      Untuk mengetahui etiologi dari hidrosefalus
c)      Untuk mengetahui cara menegakkan diagnosis hidrosefalus
d)     Untuk mengetahui manifestasi klinis hidrosefalus
e)      Untuk mengetahui cara penanganan hidrosefalus


















BAB II
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN
Hidrosefalus berasal dari bahasa Yunani : Hidro artinya air, Sefalus adalah kepala. Hidrosefalus adalah penimbunan cairan di ruang yang secara normal terdapat dalam otak.
Cairan yang dimaksud adalah cairan yang normal ada dalam otak dan dikenal sebagai cairan otak, sedangkan ruang yang terdapat dalam otak dikenal sebagai ventrikel.
Hidrosefalus adalah penimbunan cairan serebrospinal dalam ventrikel otak sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun. Cairan yang tertimbun dalam ventrikel biasanya antara 500 samapai 1500 ml, akan tetapi kadang-kadang dapat mencapai 5 liter. Hidrosefalus sering kali disertai kelainan bawaan seperti spinabifida. Karena kepala janin terlalu besar dan tidak dapat diakomodasi dibagian bawah uterus, maka sering ditemukan dalam letak sungsang. Bagaimana letaknya disproporsi sefalofelvik dengan segala akibatnya.
Hidrosefalus adalah jumlah CSS dalam rongga serebrospinal yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan sehingga dapat merusak jaringan saraf. (Price and Wilson, 1995)
             Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Darsono, 2005:209).
Hidrosefalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal). Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital. (Kompas, 2002)
            Hidrocefalus adalah keadaan patologik otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal dan adanya tekanan intrakranial (TIK) yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengeluarkan likuor (Depkes RI, 1989).
Jumlah cairan cerebrospinalis,yaitu:
-        Pada otak manusia orang dewasa: jumlah normal CSS=90-150 ml
-        Anak umur 8-10 tahun CSS=100-140 ml
-        Bayi CSS= 40-60 ml
-        Neonatus CSS=20-30 ml
-        Premature kecil CSS=10-20 ml

EPIDEMIOLOGI
Insiden hidrosefalus antara 0,2-4 setiap 1000 kelahiran. Insiden hidrosefalus congenital adalah 0,5 - 1,8 pada tiap 1000 kelahiran dan 11% - 43% disebabkan oleh stenosis aquaductus serebri. Hidrosefalus dapat terjadi pada semua umur.

1.2  ETIOLOGI
1.      Kelainan bawaan
Gejala mungkin tampak dini pada kehidupan intrauteri atau telambat, beberapa bulan setelah lahir. Gejala mungkin tampak tiba-tiba (hidrosefalus akut), atau perlahan-lahan (hidrosefalus kronika). Insiden hidrosefalus congenital sekitar 8/10000 kelahiran. Penyebab hidrosefalus congenital pada kebanyakan kasus tidak diketahui (hidrosefalus idiopatik). Adapula yang mengatakan bahwa hidrosefalus congenital disebabkan oleh toksoplasmosis.

2.      Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul pelekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi subaraknoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut meningitis purulenta terjadi bila aliran CSS tergangu oleh obstruksi mekanik eksudat purulen di akuaduktus sylvii atau sisterna basalis. Lebih banyak hidrosefalus terjadi pasca meningitis. Pembesaran kepala dapat terjadi beberapa bulan setelah sembuh dari meningitisnya.
3.      Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanis dapat terjadi disetiap tempat aliran CSS.
4.      Peradarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen, terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri.

Klasifikasi Hidrosefalus       

1.    Kongenital          
       Merupakan Hidrosefalus yang sudah diderita sejak bayi dilahirkan, sehingga ; Pada saat lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil. Terdesak oleh banyaknya cairan didalam kepala dan tingginya tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.       

2.     Di dapat 
        Bayi atau anak mengalaminya pada saat sudah besar, dengan penyebabnya adalah penyakit – penyakit tertentu misalnya trauma, TBC yang menyerang otak dimana pengobatannya tidak tuntas. Pada hidrosefalus di dapat pertumbuhan otak sudah sempurna, tetapi kemudian terganggu oleh sebab adanya peninggian tekanan intrakranial.Sehingga perbedaan hidrosefalus kongenital denga di dapat terletak pada pembentukan otak dan pembentukan otak dan kemungkinan prognosanya.
           
       Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga terbagi dalam dua bagian yaitu :  
1.    Hidrosefalus Komunikan            
       Pada hidrosephalus komunikan terdapat hubungan yang baik diantara ventrikel dengan ruang subarakhnoidal di daerah lumbal. Hidrosefalus komunikan dapat disebabkan oleh pleksus koroideus neonatus yang berkembang berlebihan sehingga lebih banyak cairan yang terbentuk daripada yang direabsorbsi oleh vili subarachnoidalis.
2.    Hidrosefalus Nonkomunikan/ obstruktif.           
       Penyakit ini dinamai pula hidrosefalus obstruktif, yang jelas menunjukkan tidak adanya hubungan antara ventrikel dengan ruang subarachnoidal di lumbal. Penyebab hidrosefalus nonkomunikan ini adalah penyempitan pada akuaduktus Sylvii congenital,oleh karena cairan dibentuk oleh pleksus koroideus dari kedua ventrikel dan ventrikel ketiga, maka volume ketiga ventrikel tersebut menjadi membesar. Hal ini menyebabkan penekanan otak terhadap tengkorak sehingga otak menjadi tipis.                               
Suatu cara untuk membedakan hidrosefalus komunikan dengan nonkomunikan adalah dengan jalan mengukur tekanan liquor dalam ventrikulus lateralis dan tekanan liquor di kantong lumbal secara bersamaan.


1.3  DIAGNOSIS

Pada janin letak kepala adanya hidrosefalus dapat dikenali dengan :
1.      Palpasi
Teraba ukuran kepala yang besar diatas simfisis dan kepala tidak memasuki pintu atas panggul.
2.      Ausklutasi
Karena kepala besar tidak dapat masuk ke PAP, maka kepala janin terdesak keatas dan DJJ terdengar pada tempat yang lebih tinggi dari biasa atau diatas umbilical.
3.      Pemeriksaan dalam
Teraba kepala yang besar dengan sutura yang dalam dan ubun-ubun yang luas, tulang kepala terasa tipis sekali sehingga dapat ditekan kedalam seperti menekan bola pingpong
4.      Rontagen foto
Rontagen foto akan memberikan bayangan tengkorak kepala yang besar sekali dengan tulang-tulang yang sangat tipis. Diagnosis hidrosefalus pada letak sungsang lebih sulit dan sering ditemukan setelah dialami kesulitan dalm kelahiran kepala, dimana teraba kepala yang besar menonjol diatas simfisi.
Untuk menghindari kesalahan pada pemeriksaan rontagen foto harus diperhatikan beberapa hal :
1)      Muka janin sangat kecil dibandingkan dengan tengkorak
2)      Kepala berbentuk bulat, berbeda dengan kepala biasa yang berbentuk ovoid
3)      Bayangan tulang kepala sangat tipis
5.      Ultrasonografi
Tampak kepala yang besar dengan ukuran diameter biparietals yang lebar.
Selalu dipikirkan kemungkinan hidrosefalus bila :
1.      Kepala tidak masuk pintu atas panggul pada panggul yang normal sedangkan his baik dan kepala teraba besar diatas panggul.
2.      Kepala tetap dapat digoyangkan dan sangat lebar pada saat palpasi
3.      Kepala janin teraba sebagai benda besar diatas simfisis
4.      Nampak spina bifida pada tubuh yang lahir pada letak sungsang.

1.4  MANIFESTASI KLINIS

Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada dimulainya dan derajat ketidakseimbangan kapasitas produksi dan reabsorpsi CSS.hidrosefalus terjadi pada masa neonatus,dan terjadi pada masa anak-anak.
Pada ibu hamil dengan janin hidrosefalus akan terjadi bahaya pada ibu,apabila tidak segera dilakukan pertolongan,bahaya rupture uteri akan mengancam penderita.Ruptur  uteri pada hidrosefalus dapat terjadi sebelum pembukaan serviks menjadi lengkap,karena tengkorak yang besar ikut meregangkan segmen bawah uterus.
Hidrosefalus yang tidak diterapi atau dioperasi akan menimbulkan gejala sisa,gangguan neorologis serta kecerdasan.





Tanda-tanda hidrosefalus

       Tanda-tanda awal hidrosefalus yang dapat dikenali oleh kalangan awam.
Untuk itu mengenali tanda-tanda awal hidrosefalus sangat penting agar penanganan kelainan ini tidak terlambat.
  • Lingkar kepala.
      Pada waktu bayi baru lahir memiliki lingkar kepala 32-39 cm, sehingga pengukuran lingkar kepala bayi baru lahir sangat penting.
Pertambahan lingkar kepala pada bayi usia kurang dari 3 bulan sekitar 2 cm. Pertambahan ini akan berkurang menjadi 1cm pada 3 bulan kedua. Selanjutnya penambahan pada 6 bulan berikutnya hanya 0,5 cm.

  • Ubun-ubun kepala terlambat menutup.
      Normalnya ubun-ubun kecil menutup pada usia 2-3 bulan, sedangkan ubun-ubun besar menutup pada usia 2,5 tahun. Jika bayi sudah mencapai usia tersebut dan ubun-ubun kepala belum menutup patut dicurigai adanya hidrosefalus.

  • Mata melirik ke bawah terus menerus.
      Di dunia medis gambaran ini dikenal sebagai sunset eye phenomenon atau gambaran mata seperti matahari tenggelam. Fenomena ini terjadi akibat gangguan pada inti saraf gerak bola mata akibat penumpukan cairan sehingga gerak bola mata terganggu.

  • Pelebaran pembuluh darah balik.
      Adanya penumpukan cairan di kepala akan menyebabkan aliran darah terganggu sehingga cairan terbendung dan pembuluh darah akan melebar. Gambaran ini akan menyebabkan terjadinya gambaran pembuluh darah yang lebih jelas terlihat pada penderita hidrosefalus.

  • Muntah tanpa ada sebab yang lain.
      Muntah memang dapat disebabkan oleh penyakit yang lain, untuk itu harus disingkirkan penyebab penyakit lain jika terjadi muntah-muntah pada bayi. Muntah pada pasien hidrosefalus terjadi karena peningkatan tekanan dalam kepala, Muntah pada kasus ini memiliki bentuk khas berupa muntah yang menyemprot.

Gejala Hidrosefalus pada bayi,balita dan dewasa
      Gejala-gejala hidrosefalus biasanya memang tidak langsung terlihat, hal ini dipengaruhi oleh faktor umur, seberapa besar kerusakan yang terjadi pada otak, dan seberapa banyak jumlah peningkatan cairan CSF di otak.
1.       Pada bayi dibawah usia 2 tahun gejalanya :
  •  Bayi mengalami kesulitan dalam menerima makanannya
  •  Mudah menangis dan mudah marah
  •  Kejang
  •  Muntah-muntah
  •  Perkembangan yang terlambat
  •  Ubun-ubun menonjol dan tegang
  •  Pembuluh darah balik (vena) kepala membesar
  •  Terjadi gangguan penglihatan dan mata juling
  •  Perbandingan besar kepala yang tidak sesuai (dahi sangat lebar, bentuk    kepala seperti segitiga terbalik)
  • Terjadi pembesaran kepala dan ukurannya terus bertambah karena ubun-ubun belum tertutup.
  • Selalu mengantuk

 2.  Pada anak yang lebih besar gejalanya :
  • Pembesaran kepala tidak jelas lagi karena kepala anak sudah tertutup ubun-ubunnya
  • Tekanan di dalam kepala yang meningkat menyebabkan sakit kepala yang berat
  • Tangisan singkat, melengking, dengan nada tinggi
  • Demam
  • Kejang
  • Mual, muntah
  • Tidur terus menerus
  • Terjadi gangguan keseimbangan motorik
  • Lambat berjalan dan lambar berbicara
  • Mata juling dan gerakan tidak terkontrol
  • Perubahan dan ada masalah dalam kepribadian, memori, dan kemampuan untuk berpikir
  • Perubahan penampilan wajah dan jarak antar mata

3.  Pada orang dewasa gejalanya :
  • Sambungan tulang antara bagian-bagian tulang tengkorak sudah menyatu dan ubun-ubun juga sudah menyatu, sehingga tulang tengkorak kepala sudah keras dan tidak mungkin untuk membesar
  • Kesulitan berjalan
  • Hilangnya koordinasi dan keseimbangan tubuh
  • Terjadi gangguan daya ingat (memori) dan menjadi mudah lupa
  • Terjadi penurunan kecerdasan
  • Terjadi perubahan perilaku
  • Sakit kepala
  • Selalu mengantuk
  • Hilangnya kemampuan mengontrol kandung kemih
  • Gangguan penglihatan

Pada orang tua usia 60 tahun ke atas, beberapa tanda-tandanya adalah hilangnya kemapuan mengontrol kandung kemih, hilangnya memori, kemampuan berpikir, dan menganalisa, kesulitan berjalan, koordinasi (keseimbangan) tubuh tidak baik, gerakan fisik terlalu lamban.


PROGNOSIS
Partus akan berjalan sulit dan bila tidak segera ditolong dapat terjadi rupture uteri, disebabkan kepala yang besar meregang segmen bawah rahim. Rupture uteri pada hidrosefalus dapat terjadi sebelum pembukaan lengkap. Bila diagnosis hidrosefalus terlewatkan, maka angka mortalitas ibu (AKI) akan sangat tinggi.

Pencegahan
Untuk menghindari terjadinya hidrosefalus, dapat dilakukan sejak sebelum menikah dengan memeriksakan kesehatan kedua calon pengantin. Selanjutnya, selama kehamilan, lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke dokter agar diketahui kesehatan janinnya dan kemungkinan terjadinya hidrosefalus.
Pada masa bayi dan balita, (hidrosefalus-red) sering terjadi akibat infeksi otak yang mengganggu lalu lintas cairan otak (cerebrospinal) karena TBC otak atau infeksi bakteri, virus, jamur. Mungkin juga karena tumor di otak. Oleh karena itu, pemeriksaan tumbuh-kembang anak secara periodik, seperti mengukur lingkar kepala, dapat sebagai alat deteksi dini yang paling mudah untuk mengetahui terjadinya hidrosefalus. Apabila ukuran lingkar kepala lebih dari kurva normal, bisa segera diperiksakan ke dokter anak.

1. 5  PENANGANAN

1.      Kepala janin yang besar dikecilkan dengan jalan melakukan pungsi sisterna pada pembukaan 3-4 cm
Caranya adalah dengan menggunakan jarum pungsi spinal yang besar cairan dikeluarkan sebanyak mungkin dari dalam ventrikel. Jarum dimasukkan dengan tuntunan tangan supaya tidak salah jalan atau melukai jalan lahir.
2.      Kalau pembukaan lengkap kerjakan perforasi atau kranioklasi
3.      Pada letak sungsang akan terjadi after coming head, dilakukan perforasi dari foramen ovale untuk mengeluarkan cairan. Biasanya sesudah kepala jadi kecil janin akan mudah dilahirkan.

AKIBAT HIDROSEFALUS

Tanpa tindakan operasi, penimbunan cairan akan mengakibatkan penekanan pada jaringan otak normal dan selanjutnya akan mengganggu berbagai fungsi otak, termasuk fungsi-fungsi vital yang dapat mempengaruhi jantung dan paru.

























BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN               

             Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Darsono, 2005:209).                        
            Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam system ventrikel dan tempat absorpsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan terjadi dilatasi ruangan CSS di atasnya.        
Klasifikasi/ Macam-Macam Hidrosefalus,yaitu congenital dan didapat.
Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga terbagi dalam dua bagianyaitu :
1. Hidrosefalus obstruktif/non komunikans
2. Hidrosefalus Komunikans

B. SARAN
Untuk menghindari terjadinya hidrosefalus, sebaiknya dapat dilakukan sejak sebelum menikah dengan memeriksakan kesehatan kedua calon pengantin. Selanjutnya, selama kehamilan, lakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur ke dokter agar diketahui kesehatan janinnya dan kemungkinan terjadinya hidrosefalus.
Untuk menghindari terjadinya hidrosefalus pada anak maka pemeriksaan tumbuh-kembang anak secara periodik, seperti mengukur lingkar kepala, dapat sebagai alat deteksi dini yang paling mudah untuk mengetahui terjadinya hidrosefalus. Apabila ukuran lingkar kepala lebih dari kurva normal, bisa segera diperiksakan ke dokter anak.

DAFTAR PUSTAKA

Rukiyah,Ai Yeyeh dan Lia Yulianti.2010.Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan.Jakarta :Trans Info Media
Sudarti dan Afroh Fauziah.2012.Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi dan Anak Balita.Yogyakarta:Nuha Medika
Rukiyah,Ai Yeyeh dan Lia Yulianti.2010. Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi dan Anak Balita. Jakarta :Trans Info Media.
Internet :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar