Selasa, 07 Mei 2013

Bisulan

        




 BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Menurunkan angka kematian bayi merupakan salah satu tujuan dari asuhan kebidanan pada neonatal, bayi dan balita.  Dalam pelaksanaannya masih banyak hambatan yang terjadi, contohnya ialah lahirnya bayi dengan masalah, bayi dengan penyakit tertentu, dan balita yang terserang penyakit.  Maka dari itu penting bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan untuk mengetahui dan terampil dalam mengenali gejala suatu penyakit serta cara menanganinya. Makalah ini akan membahas tentang beberapa penyakit yang dapat menyerang bayi antara lain ialah : bercak mongol, hemangioma, muntah, gumoh, oral trush, diaper rash, sebhorrea, milliariasis, diare, obstipasi , infeksi, syndrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome-sids), muntah dan gumoh, gumoh/regurgitasi serta penatalaksanaanya.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dari bisulan?
2.      Apa faktor penyebab dari bisulan?
3.      Bagaimana tanda gejala dari bisulan?
4.      Bagaimana Patofisiologi dari bisulan?
5.      Bagaimana cara pencegahan terjadinya bisulan?
6.      Bagaimana penatalaksanaan dari bisulan?
1.2  Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi dari bisulan.
2.      Untuk mengetahui factor penyebab dari bisulan.
3.      Untuk mengidentifikasi tanda dan gejala dari bisulan.
4.      Untuk mengetahui patofisiologi dari bisulan.
5.      Untuk mengetahui cara pencegahan terjadinya bisulan.
6.      Untuk mengetahui penatalaksanaan dari bisulan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Bisulan
            Selulitis/ abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/ bengkak, disertai nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium pada jaringan subkutan manapun. Bengkak disertai nyeri tekan (bayi menangis bila disentuh ), serta bengkak disertai fluktuasi. Infeksi ini biasanya dijumpai pada hari ke-3 atau lebih.
Furunkel (bisul) mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh stapholococcus yang memasuki kulit melalui folikel rambut. S. aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga menyebabkan furunkel, karbunkel, osteomelitis, artritis septik, infeksi luka, abses, pneumonia, empiema, endokarditis, meningitis dan penyakit yang diperantarai toksin, termasuk keracunan makanan.
Bisul merupakan nanah yang terkumpul dalam satu rongga yang sangat menyakitkan.   Kelompok bisul biasa dipanggi pekung (carbuncles) tetapi perubahan pada kulit seperti ini tidak biasa berlaku pada kanak-kanak.
Secara medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambut dan kelenjar minyak kulit. Bisul merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman. Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat kemerahan berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu pecah. Biasanya mengeras dan terdapat pada bokong, kuduk, belakang bagian leher, dibawah ketiak, badan dan tungkai, dan sekeliling pinggang, pangkal paha, atas kaki, punggung.Furunkel (boil/bisul) dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.
Bisul merupakan satu jangkitan kulit yang biasa terjadi kepada kanak-kanak. Bisul sendiri dalam bahasa kedokteran disebut furunkel, yakni radang atau infeksi yang disebabkan kuman atau bakteri staphylococcus aureus. Bila ada gatal pada kulit, lalu digaruk sedangkan kebersihan kurang dijaga, sehingga masuk bakteri dan terjadi infeksi, dan timbul bisul.
Bisul mungkin saja muncul sejak bayi, bahkan pada bayi baru lahir. Ibu-ibu, terutama yang baru punya anak pertama, umumnya takut memandikan dan mengeramasi bayinya. Padahal bayi juga sudah berkeringat. Terlebih kalau bayi dibubuhi dengan segala macam minyak penghangat yang tentu jadi lahan subur untuk berkembang biaknya kuman. Dan kondisi kulit yang seperti ini juga bisa menjadi penyebab bisulan.
http://sweetysmiler.files.wordpress.com/2011/03/bisul1.jpg?w=480
Yang tak kalah penting, bisul juga bisa menular. Kontak langsung bisul dengan kulit apalagi bila ada goresan meskipun kecil (mikro trauma) dapat menyebabkan kuman berpindah tempat. Tapi bila tidak ada luka, kebersihannya terjaga dan daya tahan tubuh sedang bagus, tidak akan terjadi penularan.

Bisul pada Neonatus
Dalam keadaan yang normal, sekitar 50 persen bayi yang lahir cukup bulan sering mengalami bisul-bisul kecil atau jerawat yang dikelilingi oleh warna kulit yang kemerahan. Gangguan ini bisa timbul di seluruh tubuh bayi, entah itu di wajah, badan, punggung, tangan, kaki, dan tempat-tempat lainnya. Kalangan awam menyebut kondisi seperti ini dengan sebutan sarap.
Puncak terjadinya bisul-bisul ini umumnya saat bayi berusia dua hari dan biasanya dialami selama kurang lebih dua minggu. Akibat adanya bisul-bisul ini, orang tua enggan memandikan bayinya karena takut kondisinya akan memburuk. Padahal dengan begitu, justru bisa mengundang infeksi kulit karena kulit si kecil berdaki atau kotor akibat tidak dimandikan. Jadi solusinya sederhana saja, tetap mandikan bayi seperti biasa.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Walaupun demikian, hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena gangguan yang dalam bahasa lainnya Erythema Toxicum ini akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu diobati.
Namun dalam keadaan lain, yaitu keadaan yang abnormal Erythema Toxicum biasanya merupakan suatu gangguan pada kulit bayi yang berdiri sendiri. Artinya, tidak ada gejala lain selain dari gejala yang sudah diterangkan sebelumnya.
Bila orang tua menemukan bisul-bisul disertai dengan adanya demam, gatal, bernanah dan lain sebagainya, si kecil mungkin mengalami penyakit kulit. Bisa saja penyakit kulit tersebut berupa infeksi, jamur atau bahkan alergi.

Bisul pada bayi
Dibanding kulit orang dewasa, kulit bayi masih memiliki perbedaan yang jelas. Pada bayi, karena kulitnya masih dalam tahap perkembangan dan penyempurnaan, fungsinya belum berlangsung dengan baik, sehingga rentan terhadap berbagai gangguan dari lingkungan. Fungsi kulit bayi yang masih dalam perkembangan ini, dan belum sempurnanya berbagai fungsi komponen-komponen penting pada kulit, membuat si kecil mudah sekali terserang organisme seperti virus, bakteri, dan jamur.
http://sweetysmiler.files.wordpress.com/2011/03/bisul2.jpg?w=480
Misalnya saja, proses penyerapan dan pengeluaran keringat belum berjalan semestinya. Akibatnya, sering dijumpai bayi yang berkeringat berlebihan. Keringat yang keluar belum diserap oleh kulit dengan sempurna, sehingga terjadi kelembaban berlebih pada bagian tubuh bayi. Fungsi keratinisasi yang belum sempurna juga mengakibatkan proses pembentukan kulit baru belum berlangsung secara teratur.
Belum sempurnanya fungsi kulit ini, membuat bayi mudah terserang infeksi mikroorganisme. Salah satunya, infeksi bakteri Stafilokokkus aureus, yang menyebabkan bisul. Bisul seringkali dimulai dari peradangan folikel (akar rambut) dan jaringan sekitarnya. Karena itu, pada bayi dan batita, bisul kerap timbul di kulit kepala. Sebab memang pembentukan folikel rambut di daerah ini belum sempurna dan keringat pun sering keluar dalam jumlah banyak. Namun bisul juga dapat timbul di bagian kulit mana saja, termasuk ketiak, leher, lipat paha, atau pantat.

2.2 Etiologi/ Penyebab
Furunkel dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :
1.      Iritasi pada kulit
2.       Kebersihan kulit yang kurang terjaga
3.       Daya tahan tubuh yang rendah
4.       Infeksi oleh staphylococcus aureus. Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm, susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase positif, pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu
5.      Bakteri lain atau jamur. Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha dan  bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga, atau jari-jari tangan.

Faktor Pemicu
Bisul bisa terjadi pada siapa saja, bayi, anak-anak maupun dewasa, terutama bila ada faktor pemicu. Beberapa faktor pemicu adalah kurangnya daerah tropis yang memudahkan keringat muncul sehingga kulit menjadi lembab dan lebih mudah terinfeksi kuman, serta daya tahan tubuh bayi yang tak baik sehingga mudah terserang penyakit.
Bayi yang lebih beresiko terkena bisul diantaranya adalah bayi yang:
1.      Kurang terjaga kebersihan
Faktor kebersihan memegang peran penting terjadi-tidaknya infeksi. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi akan mudah terjadi. Karena itu, pada bayi, gejala bisul mudah dijumpai. Bayi dan anak-anak identik dengan dunia eksplorasi dalam bermain, apalagi bila terkena benda kotor semisal tanah. Belum lagi setelah main, anak tidak dicuci tangannya. Sehingga buka kebersihan anak dan bayi tak dijaga, akan mempermudah terjadinya bisul.
Pada dasarnya bisul muncul karena adanya kuman. Orang tua yang tidak menjaga kebersihan tubuh bayi dan lingkungannya dengan baik, otomatis lebih berpeluang terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran kalau mereka yang tinggal di daerah pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana faktor kebersihannya terabaikan akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat, walaupun tinggal di tempat yang bersih tapi kalau jarang dimandikan dan dijaga kebersihkan badan san bayi, dengan sendirinya kuman pun akan bersarang.
2.      Daerah tropis
Secara geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas sehingga dengan mudah bayi akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu pemicu munculnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.
3.      Kawasan penempatan yang sesak seperti di intitusi dan rumah kebajikan.
4.      Faktor gizi
Namun jangan pula dilupakan faktor gizi. Gizi yang kurang juga dapat memengaruhi timbulnya infeksi. Bila gizi kurang, berarti daya tahan tubuh menurun, sehingga akan mempermudah timbulnya infeksi. Terlebih pada bayi, kekebalan tubuhnya kurang dibandingkan orang dewasa.
Sistem imuniti badan yang lemah seperti pembawa HIV,Menurunnya daya tahan tubuh bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kurang gizi, gangguan darah seperti anemia, mengidap penyakit keganasan seperti kanker, atau penyakit lain seperti diabetes dan sebagainya. Biasanya faktor pemicu itu tak muncul sendirian, melainkan ada beberapa sekaligus. Misalnya karena selalu berkeringat kemudian muncul biang keringat. Karena gatal, lalu digaruk, ditambah lagi kebersihannya jelek dan gizinya pun rendah, akhirnya jadi bisul,begitu seterusnya.

Faktor penyebab bisulan ( Ai Yeyeh Rukiyah,2010),yaitu :
Timbulnya bisul harus diketahui penyebabnya. Beberapa teori menyebutkan bahwa pencetus dari alergi disebabkan oleh zat yang disebabkan allergen yang biasanya terdapat dalam makanan tertentu antara lain telur, susu, udang, dan makanan lainnya. Untuk mengatasinya kejadian alergi dianjurkan pertama menghindari makanan yang dapat m,engakibatkan alergi tersebut.
Kedua, dapat juga mengkonsumsi makanan tersebut dalam jumalah sedikit demi sedikit, sehingga tubuh dapat menyesuaikan dan mengadaptasikan terhadap makanan tersebut. Kandungan dalam telur dan susu, sebagian besar mengandung zat protein. Makanan tidak menyebabkan bisul tetapi menyebabkan reaksi antibody tubuh terhadap makanan yang mengandung allergen. Manifestasi dari hasil reaksi dari dalam tubuh tersebut dapat menimbulkan gatal – gatal dipermukaan kulit bentuknya dapat bbintik – bintik atau bentol – bentol. Bila digaruk akan menyebabkan infeksi apabila hygiene tidak baik bakteri akan masuk kedalam tubuh dan menjadi bisul.

2.3 Tanda dan Gejala
Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnyapenyakit. Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut :
1.      Nyeri pada daerah ruam.Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk kubah dan bewarna merah disekitarnya
2.       Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustule.
3.       Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui lobus minoris resistensiae.
4.      Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.
5.       Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari dan dapat mencapai 3-10 cm atau bahkan lebih.
6.      Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat.
7.      Jika pecah spontan atau disengaja, akan mengering dan membentuk lubang yang kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi.
8.      Waktu penyembuhan kurang lebih 2 mg
9.        Jaringan parut permanen yang terbentuk biasanya tebal dan jelas.

Tanda yang harus diwaspadai

a)       Berlokasi di wajah, anus, lipat paha, atau tulang belakang
b)       Menyebabkan demam atau rasa sakit yang berat
c)       Mengganggu gerakan anggota tubuh
d)       Menyebabkan pembengkakan, garis merah, atau perubahan warna di bagian kulit di dekatnya
e)       Anak mengalami bisul yang tidak mereda setelah penanganan selama seminggu
f)        Dialami anak yang diabetes. Periksakan anak segera, bahkan ketika baru mengalami bisul yang kecil, karena anak lebih rentan mengalami infeksi lanjutan
g)       Dialami penderita beberapa kali, dalam waktu yang pendek. Dokter akan mengecek apakah ada penyakit lain yang mempengaruhi kemampuan tubuh anak dalam melawan infeksi.


2.4 Patofisiologis

Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut dikulit (folikulitis) yang menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang pus (nanah) yang dekat sekali dengan kulit disebut pustula. Pustula ini menyebabkan kulit diatasnya sangat tipis, sehingga pus di dalam dapat dengan mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel) sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus yang berada di dalam bisul diserap sendiri oleh tubuh, tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang yang ada di kulit.
Bakteri stafilokokus aureus umumnya masuk melalui luka, goresan atau robekan pada kulit. Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus aureus adalah mengerahkan sel PMN ketempat masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ketempat infeksi oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interleukin) yang dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak yang teraktivasi, hal tersebut menyebabkan inflamasi dan terbentuklah pus (gab sel darah putih, bakteri, dan sel kulit mati).

2.5  Pencegahan

Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a)       Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
b)       Biang keringat yang timbul pada kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk basah
c)       Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika terlalu banyak keringat yang keluar
d)       Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
e)       Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab
f)        Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
g)       Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
h)       Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
i)         Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
j)        Pahami penanganannya

Satu benjolan kecil atau bekas gigitan nyamuk sebaiknya jangan digaruk, karena bisa menyebabkan luka dan memudahkan kuman masuk. Makanya, kalau sudah muncul benjolan kecil sebaiknya perhatikan kebersihan lebih saksama supaya tidak terpapar kuman. Calon bisul atau bisul kecil di daerah permukaan (superficial) bisa sembuh dengan sendirinya jika kebersihannya terjaga dan tidak tercemar bakteri. Selain itu, bisul juga jangan digaruk supaya di situ tidak terjadi peradangan.
Bisul-bisul jenis furunkel dan karbunkel yang memang mudah pecah biasanya akan pecah sendiri akibat gesekan dengan benda lain. Misalnya bisul yang muncul di lipatan lengan, lipatan paha, kaki dan sebagainya akan mudah pecah tergesek baju maupun anggota badan lainnya.
Bila bisul terus membesar atau timbul radang dan badan mulai terasa tidak nyaman, sebaiknya segeralah bawa anak ke dokter. “Oleh dokter ia akan diberikan krim antibiotik atau bila perlu tambahan antibiotic oral, tergantung pada kondisi bisulnya,” ujar Susi. Antibiotik itu bertujuan untuk mengendalikan dan mematikan bakteri sehingga bisulnya akan kempes dan kering. Dokter pun akan memberikan kompres yang berfungsi untuk mendinginkan, meredakan, dan mengurangi kuman di daerah sekitar bisul.
Kebiasaan sebagian masyarakat yang berusaha memecahkan bisul dengan paksa, sangat tidak disarankan. “Sebaiknya bisul jangan dipencet-pencet karena bisa memperparah keadaan.” Obat-obat bisul yang banyak beredar di pasaran pun sebaiknya hanya digunakan untuk bisul-bisul ringan yang muncul di permukaan saja. “Tapi kalau letaknya terlalu dalam tentunya obat-obat tradisional tersebut sudah tidak efektif lagi,” imbuhnya.
Bila orang tua menemukan tanda-tanda infeksi atau lainnya pada kulit bayinya, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kondisi terparah
Walaupun belum pernah tercatat kematian yang diakibatkan bisul, tapi ada baiknya hal ini diwaspadai. Tahukah Anda, bakteri/kuman yang terdapat pada bisul bila dibiarkan saja dapat masuk ke aliran darah.Akibatnya bisa terjadi infeksi pada tulang di sekitar bisul, bahkan kuman tersebut bisa jadi terbawa sampai jantung dan otak. Akan tetapi, lanjut Susi, kasus semacam ini termasuk jarang dijumpai.
Parah atau tidaknya bisul tergantung pada ganas atau tidaknya bakteri yang masuk. Bila bakteri penyebab bisul tergolong ganas, tentu kondisinya lebih serius. Yang harus diwaspadai adalah bisul yang muncul di wajah, tepatnya di daerah sinus. Bila sampai terjadi infeksi di daerah itu akibatnya bisa fatal.

2.6  Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan pada  neonatus dengan furunkel bergantung pada keadaan penyakit yang dialaminya. Asuhan yang biasanya diberikan adalah sebagai berikut :
1.      Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya
2.       Jaga kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya
3.       Berikan pengobatan topikal dengan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan ke daerah lainnya
4.      Jangan memijit furunkel, terutama yang letaknya di daerah hidung dan bibir atas karena dapat menyebabkan penyebaran kuman secara hematogen
5.       Bila furunkel terjadi di daerah yang tidak umum, seperti pada hidung atau telinga, maka brkolaborasilah dengan dokter untuk melakukan insisi
6.      Jika memungkinkan untuk membuka furunkel, maka lakukanlah dengan cara berikut :
a.       Beri penjelasan pada keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan atau berikan informed consent
b.      Minta seseorang untuk memegangi anak
c.       Ambillah sebuah pisau bedah steril dan insisi furunkel dengan segera pada puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya untuk membuat jalan keluar bagi pus. Dengan cara ini, pus akan keluar tanpa mengganggu  sesuatu. Perhatikan pisau bedah, jangan sampai masuk ke dalam karena dapat melukai pembuluh darah saraf
d.      Berikan analgesik, misalnya aspirin atau parasetamol untuk mengatasi nyeri
e.       Tutuplah luka dengan kasa kering, usahakan agar satu sudut dari kasa dimasukkan, agar jalan tetap terbuka, sehingga pus dapat keluar
f.       Bersihkan alat-alat
g.      Ingatkan keluarga untuk mengganti perbannya secara periodic
  7.   Terapi antibiotik dan antiseptik diberikan bergantung pada luas dan beratnya penyakit, misalnya dengan pemberian achromycin 250 mg sebanyak 3 atau 4 kali per hari
  8.    Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak, maka kaji faktor predisposisi adanya diabetes melitus
  9.    Bila furunkel disertai demam berikan antibiotic sistemik.
10.    Jika infeksi berat atau pada area berbahaya dosis antibiotik maximal harus diberikan dalam bentuk parenteral.
11.    Bila lesi besar, nyeri dan fluktuasi, insisi dan drainase sangat diperlukan.
12.    Jika infeksi berulang atau ada komplikasi, periksa kultur perlu dilakukan.
13.    Terapi antimicrobial harus dilanjutkan sampai semua bukti inflamasi berkurang dan berubah.

Contoh kasus:
Bayi Ny. Dewi dan Tn. Agus yang bernama An. Guntur jenis kelamin laki – laki usia 3 bulan dengan keluhan gatal dan timbul gelembung berisi cairan pada kulit. Hasil pemerikssaan KU : baik, kesadaran : composmentis, S : 37,4°C, N: 100x/mnt, R : 47x/mnt, BB : 5 kg. ditegakkan diagnosa oleh tenaga kesehatan bahwa An. Guntur mengalami Bisul.
Penatalaksaan :
Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya KU : baik, kesadaran : composmentis, S : 37,4°C, N: 100x/mnt, R : 47x/mnt, BB : 5 kg. dan bayi mengalami infeksi kulit sehingga timbul bisulan ; memberitahu ibu agar selalu menjaga kebersihan bayi dan lingkungannya dengan cara rajin memandikan bayi, menjaga kulit bayi tetap bersih ; memberitahu ibu untuk tidak memberi bedak pada kulit bayi agar bisulnya tidak bertambah parah, memberitahu ibu cara pengobatan bisul yaitu dengan kompres handuk hangat yang ditempelkan selama 20 sampai 30 menit, 3 sampai 4 kali sehari untuk membantu bisul pecah dengan sendirinya ; jangan memeras nanah supaya keluar dari bisul karena menyebabkan infeksi bisa menyebar ke jaringan kulit sekitarnya ; memberitahukan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang lebih bergizi agar kualitas ASInya baik ; menganjurkan ibu selalu memberikan ASI pada bayinya, memberitahukan ibu untuk kunjungan ulang.

Peran Bidan
Sebagai seorang bidan, sesuai dengan kewajiban untuk menolong sesama namun dengan keterbatasan wewenangnya dapat membantu pasien yang mengalami masalah bisulan. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bidan dapat membantu bayi baru lahir maupun bayi yang mengalami bisul dengan mengompres daerah bisul dengan air hangat selama 20-30 menit, 3-4 kali sehari, untuk meningkatkan sirkulasi darah ke tempat tersebut namun harus dilakukan dengan bahan dan alat yang higienis. Bidan juga dapat menginformasikan kepada klien bahwa bisul yang diderita oleh anaknya (bayi baru lahir atau bayi) merupakan gangguan kulit yang tidak terlalu berbahaya dimana sebagian besar  akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan namun dengan mempertahankan kebersihan

BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
                                                                                           
Selulitis/ abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/bengkak, disertai nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium pada jaringan subkutan. Furunkel (bisul) mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh stapholococcus yang memasuki kulit melalui folikel rambut. S. aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering menyebabkan bisulan.
Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat kemerahan berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu pecah.

3.2 Saran

            Kepada masyarakat khususnya ibu yang memiliki anak balita, diharapkan menjaga kebersihan personal pada anaknya, seperti kebersihan kuku yang menyimpan berbagai macam kuman potensial untuk kesehatan anak.

Tenaga kesehatan sebaiknya menginformasikan kepada klien bahwa bisul yang diderita oleh anaknya (bayi baru lahir atau bayi) merupakan gangguan kulit yang tidak terlalu berbahaya dimana sebagian besar  akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan namun dengan mempertahankan kebersihan,agar orang tua bayi tidak lebih meningkatkan kebersihan bayinya.





DAFTAR PUSTAKA

Sudarti dan Afroh Fauziah.2012.Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi,dan Balita. Yogyakarta:Nuha Medika.
Rukiyah,Ai Yeyeh dan Lia Yulianti.2010.Asuhan Neonatus,Bayi dan Anak Balita. Jakarta:Trans Info Media.
Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Jakarta : Salemba Medika.
Internet:



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar