PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurunkan angka kematian bayi merupakan salah satu tujuan
dari asuhan kebidanan pada neonatal, bayi dan balita. Dalam
pelaksanaannya masih banyak hambatan yang terjadi, contohnya ialah lahirnya
bayi dengan masalah, bayi dengan penyakit tertentu, dan balita yang terserang
penyakit. Maka dari itu penting bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan
untuk mengetahui dan terampil dalam mengenali gejala suatu penyakit serta cara
menanganinya. Makalah ini akan membahas tentang beberapa penyakit yang dapat
menyerang bayi antara lain ialah : bercak mongol, hemangioma, muntah, gumoh,
oral trush, diaper rash, sebhorrea, milliariasis, diare, obstipasi , infeksi,
syndrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome-sids), muntah dan
gumoh, gumoh/regurgitasi serta penatalaksanaanya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa
definisi dari bisulan?
2.
Apa
faktor penyebab dari bisulan?
3.
Bagaimana
tanda gejala dari bisulan?
4.
Bagaimana
Patofisiologi dari bisulan?
5.
Bagaimana
cara pencegahan terjadinya bisulan?
6.
Bagaimana
penatalaksanaan dari bisulan?
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari
bisulan.
2. Untuk mengetahui factor penyebab
dari bisulan.
3. Untuk mengidentifikasi tanda dan
gejala dari bisulan.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari
bisulan.
5. Untuk mengetahui cara pencegahan
terjadinya bisulan.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan
dari bisulan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Bisulan
Selulitis/
abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/ bengkak,
disertai nyeri
hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium pada jaringan
subkutan manapun. Bengkak disertai nyeri tekan (bayi menangis bila disentuh ),
serta bengkak disertai fluktuasi. Infeksi ini biasanya dijumpai pada hari ke-3
atau lebih.
Furunkel (bisul) mengelilingi nekrotis sentral atau inti
disebabkan oleh stapholococcus yang memasuki kulit melalui folikel rambut. S.
aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga
menyebabkan furunkel, karbunkel, osteomelitis, artritis septik, infeksi luka,
abses, pneumonia, empiema, endokarditis, meningitis dan penyakit yang
diperantarai toksin, termasuk keracunan makanan.
Bisul merupakan nanah yang terkumpul dalam satu rongga yang
sangat menyakitkan. Kelompok bisul biasa dipanggi pekung
(carbuncles) tetapi perubahan pada kulit seperti ini tidak biasa berlaku pada
kanak-kanak.
Secara medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambut
dan kelenjar minyak kulit. Bisul merupakan salah satu penyakit kulit yang
disebabkan oleh kuman. Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan
kulitnya terhadap invasi kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa
masa padat kemerahan berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat gelembung
bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu pecah. Biasanya mengeras dan
terdapat pada bokong, kuduk, belakang bagian leher, dibawah ketiak, badan dan
tungkai, dan sekeliling pinggang, pangkal paha, atas kaki, punggung.Furunkel (boil/bisul) dapat terbentuk pada lebih dari
satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.
Bisul
merupakan satu jangkitan kulit yang biasa terjadi kepada kanak-kanak. Bisul
sendiri dalam bahasa kedokteran disebut furunkel, yakni radang atau infeksi
yang disebabkan kuman atau bakteri staphylococcus aureus. Bila ada gatal pada
kulit, lalu digaruk sedangkan kebersihan kurang dijaga, sehingga masuk bakteri
dan terjadi infeksi, dan timbul bisul.
Bisul
mungkin saja muncul sejak bayi, bahkan pada bayi baru lahir. Ibu-ibu, terutama
yang baru punya anak pertama, umumnya takut memandikan dan mengeramasi bayinya.
Padahal bayi juga sudah berkeringat. Terlebih kalau bayi dibubuhi dengan segala
macam minyak penghangat yang tentu jadi lahan subur untuk berkembang biaknya
kuman. Dan kondisi kulit yang seperti ini juga bisa menjadi penyebab bisulan.
Yang tak kalah penting, bisul juga
bisa menular. Kontak langsung bisul dengan kulit apalagi bila ada goresan
meskipun kecil (mikro trauma) dapat menyebabkan kuman berpindah tempat. Tapi
bila tidak ada luka, kebersihannya terjaga dan daya tahan tubuh sedang bagus,
tidak akan terjadi penularan.
Bisul pada Neonatus
Dalam
keadaan yang normal, sekitar 50 persen bayi yang lahir cukup bulan sering
mengalami bisul-bisul kecil atau jerawat yang dikelilingi oleh warna kulit yang
kemerahan. Gangguan ini bisa timbul di seluruh tubuh bayi, entah itu di wajah,
badan, punggung, tangan, kaki, dan tempat-tempat lainnya. Kalangan awam
menyebut kondisi seperti ini dengan sebutan sarap.
Puncak
terjadinya bisul-bisul ini umumnya saat bayi berusia dua hari dan biasanya
dialami selama kurang lebih dua minggu. Akibat adanya bisul-bisul ini, orang
tua enggan memandikan bayinya karena takut kondisinya akan memburuk. Padahal
dengan begitu, justru bisa mengundang infeksi kulit karena kulit si kecil
berdaki atau kotor akibat tidak dimandikan. Jadi solusinya sederhana saja,
tetap mandikan bayi seperti biasa.
Penyebabnya
belum diketahui secara pasti. Walaupun demikian, hal ini tidak perlu terlalu
dikhawatirkan karena gangguan yang dalam bahasa lainnya Erythema Toxicum ini
akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu diobati.
Namun
dalam keadaan lain, yaitu keadaan yang abnormal Erythema Toxicum biasanya
merupakan suatu gangguan pada kulit bayi yang berdiri sendiri. Artinya, tidak
ada gejala lain selain dari gejala yang sudah diterangkan sebelumnya.
Bila
orang tua menemukan bisul-bisul disertai dengan adanya demam, gatal, bernanah
dan lain sebagainya, si kecil mungkin mengalami penyakit kulit. Bisa saja
penyakit kulit tersebut berupa infeksi, jamur atau bahkan alergi.
Bisul pada bayi
Dibanding
kulit orang dewasa, kulit bayi masih memiliki perbedaan yang jelas. Pada bayi,
karena kulitnya masih dalam tahap perkembangan dan penyempurnaan, fungsinya
belum berlangsung dengan baik, sehingga rentan terhadap berbagai gangguan dari
lingkungan. Fungsi kulit bayi yang masih dalam perkembangan ini, dan belum
sempurnanya berbagai fungsi komponen-komponen penting pada kulit, membuat si
kecil mudah sekali terserang organisme seperti virus, bakteri, dan jamur.
Misalnya
saja, proses penyerapan dan pengeluaran keringat belum berjalan semestinya.
Akibatnya, sering dijumpai bayi yang berkeringat berlebihan. Keringat yang
keluar belum diserap oleh kulit dengan sempurna, sehingga terjadi kelembaban
berlebih pada bagian tubuh bayi. Fungsi keratinisasi yang belum sempurna juga
mengakibatkan proses pembentukan kulit baru belum berlangsung secara teratur.
Belum
sempurnanya fungsi kulit ini, membuat bayi mudah terserang infeksi
mikroorganisme. Salah satunya, infeksi bakteri Stafilokokkus aureus, yang
menyebabkan bisul. Bisul seringkali dimulai dari peradangan folikel (akar
rambut) dan jaringan sekitarnya. Karena itu, pada bayi dan batita, bisul kerap
timbul di kulit kepala. Sebab memang pembentukan folikel rambut di daerah ini
belum sempurna dan keringat pun sering keluar dalam jumlah banyak. Namun bisul
juga dapat timbul di bagian kulit mana saja, termasuk ketiak, leher, lipat
paha, atau pantat.
2.2 Etiologi/
Penyebab
Furunkel dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya
adalah sebagai berikut :
1. Iritasi pada kulit
2. Kebersihan kulit yang kurang terjaga
3. Daya tahan tubuh yang rendah
4. Infeksi oleh staphylococcus
aureus. Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm, susunan bergerombol
seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase positif, pada
pewarnaan gram tampak berwarna ungu
5. Bakteri lain atau jamur. Paling sering
ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar
hidung, telinga, atau jari-jari tangan.
Faktor Pemicu
Bisul
bisa terjadi pada siapa saja, bayi, anak-anak maupun dewasa, terutama bila ada
faktor pemicu. Beberapa faktor pemicu adalah kurangnya daerah tropis yang
memudahkan keringat muncul sehingga kulit menjadi lembab dan lebih mudah
terinfeksi kuman, serta daya tahan tubuh bayi yang tak baik sehingga mudah
terserang penyakit.
Bayi
yang lebih beresiko terkena bisul diantaranya adalah bayi yang:
1. Kurang terjaga kebersihan
Faktor
kebersihan memegang peran penting terjadi-tidaknya infeksi. Bila lingkungan
kurang bersih, infeksi akan mudah terjadi. Karena itu, pada bayi, gejala bisul
mudah dijumpai. Bayi dan anak-anak identik dengan dunia eksplorasi dalam
bermain, apalagi bila terkena benda kotor semisal tanah. Belum lagi setelah
main, anak tidak dicuci tangannya. Sehingga buka kebersihan anak dan bayi tak
dijaga, akan mempermudah terjadinya bisul.
Pada
dasarnya bisul muncul karena adanya kuman. Orang tua yang tidak menjaga
kebersihan tubuh bayi dan lingkungannya dengan baik, otomatis lebih berpeluang
terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran kalau mereka yang tinggal di daerah
pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana faktor kebersihannya terabaikan
akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat, walaupun tinggal di tempat yang
bersih tapi kalau jarang dimandikan dan dijaga kebersihkan badan san bayi,
dengan sendirinya kuman pun akan bersarang.
2. Daerah tropis
Secara
geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas sehingga
dengan mudah bayi akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu pemicu
munculnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.
3. Kawasan penempatan yang sesak
seperti di intitusi dan rumah kebajikan.
4. Faktor gizi
Namun
jangan pula dilupakan faktor gizi. Gizi yang kurang juga dapat memengaruhi
timbulnya infeksi. Bila gizi kurang, berarti daya tahan tubuh menurun, sehingga
akan mempermudah timbulnya infeksi. Terlebih pada bayi, kekebalan tubuhnya
kurang dibandingkan orang dewasa.
Sistem imuniti badan yang lemah seperti pembawa
HIV,Menurunnya daya tahan tubuh bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya
kurang gizi, gangguan darah seperti anemia, mengidap penyakit keganasan seperti
kanker, atau penyakit lain seperti diabetes dan sebagainya. Biasanya faktor
pemicu itu tak muncul sendirian, melainkan ada beberapa sekaligus. Misalnya
karena selalu berkeringat kemudian muncul biang keringat. Karena gatal, lalu
digaruk, ditambah lagi kebersihannya jelek dan gizinya pun rendah, akhirnya
jadi bisul,begitu
seterusnya.
Faktor penyebab bisulan ( Ai Yeyeh Rukiyah,2010),yaitu :
Timbulnya bisul harus diketahui
penyebabnya. Beberapa teori menyebutkan bahwa pencetus dari alergi disebabkan
oleh zat yang disebabkan allergen yang biasanya terdapat dalam makanan tertentu
antara lain telur, susu, udang, dan makanan lainnya. Untuk mengatasinya
kejadian alergi dianjurkan pertama menghindari makanan yang dapat
m,engakibatkan alergi tersebut.
Kedua, dapat juga mengkonsumsi
makanan tersebut dalam jumalah sedikit demi sedikit, sehingga tubuh dapat
menyesuaikan dan mengadaptasikan terhadap makanan tersebut. Kandungan dalam
telur dan susu, sebagian besar mengandung zat protein. Makanan tidak
menyebabkan bisul tetapi menyebabkan reaksi antibody tubuh terhadap makanan
yang mengandung allergen. Manifestasi dari hasil reaksi dari dalam tubuh
tersebut dapat menimbulkan gatal – gatal dipermukaan kulit bentuknya dapat
bbintik – bintik atau bentol – bentol. Bila digaruk akan menyebabkan infeksi
apabila hygiene tidak baik bakteri akan masuk kedalam tubuh dan menjadi bisul.
2.3 Tanda dan
Gejala
Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi,
bergantung pada beratnyapenyakit. Gejala yang sering ditemui pada furunkel
adalah sebagai berikut :
1. Nyeri pada daerah ruam.Muncul
tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk kubah dan bewarna merah
disekitarnya
2. Ruam pada daerah kulit berupa nodus
eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustule.
3. Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi
pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui
lobus minoris resistensiae.
4. Setelah seminggu, umumnya furunkel
akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.
5. Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari
dan dapat mencapai 3-10 cm atau bahkan lebih.
6. Demam dan malaise sering muncul dan pasien
tampak sakit berat.
7. Jika pecah spontan atau disengaja,
akan mengering dan membentuk lubang yang
kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi.
8. Waktu penyembuhan kurang lebih 2 mg
9. Jaringan parut permanen yang
terbentuk biasanya tebal dan jelas.
Tanda
yang harus diwaspadai
a)
Berlokasi
di wajah, anus, lipat paha, atau tulang belakang
b)
Menyebabkan
demam atau rasa sakit yang berat
c)
Mengganggu
gerakan anggota tubuh
d)
Menyebabkan
pembengkakan, garis merah, atau perubahan warna di bagian kulit di dekatnya
e)
Anak
mengalami bisul yang tidak mereda setelah penanganan selama seminggu
f)
Dialami
anak yang diabetes. Periksakan anak segera, bahkan ketika baru mengalami bisul
yang kecil, karena anak lebih rentan mengalami infeksi lanjutan
g)
Dialami
penderita beberapa kali, dalam waktu yang pendek. Dokter akan mengecek apakah
ada penyakit lain yang mempengaruhi kemampuan tubuh anak dalam melawan infeksi.
2.4
Patofisiologis
Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut dikulit
(folikulitis) yang menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang pus (nanah) yang
dekat sekali dengan kulit disebut pustula. Pustula ini menyebabkan kulit
diatasnya sangat tipis, sehingga pus di dalam dapat dengan mudah mengalir
keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel) sendiri berada pada daerah kulit
yang lebih dalam. Terkadang pus yang berada di dalam bisul diserap sendiri oleh
tubuh, tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang yang ada di kulit.
Bakteri stafilokokus aureus umumnya masuk melalui luka,
goresan atau robekan pada kulit. Respon primer host terhadap infeksi
stafilokokus aureus adalah mengerahkan sel PMN ketempat masuknya kuman tersebut
untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ketempat infeksi oleh
komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokolin
TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interleukin) yang dikeluarkan oleh sel
endotel dan makrofak yang teraktivasi, hal tersebut menyebabkan inflamasi dan
terbentuklah pus (gab sel darah putih, bakteri, dan sel kulit mati).
2.5
Pencegahan
Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Jika
bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
b)
Biang
keringat yang timbul pada kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk basah
c)
Jaga
kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika terlalu
banyak keringat yang keluar
d)
Upayakan
lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
e)
Ventilasi
udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab
f)
Jangan
kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
g)
Ganti
pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
h)
Jangan
membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
i)
Usahakan
kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
j)
Pahami
penanganannya
Satu
benjolan kecil atau bekas gigitan nyamuk sebaiknya jangan digaruk, karena bisa
menyebabkan luka dan memudahkan kuman masuk. Makanya, kalau sudah muncul
benjolan kecil sebaiknya perhatikan kebersihan lebih saksama supaya tidak
terpapar kuman. Calon bisul atau bisul kecil di daerah permukaan (superficial)
bisa sembuh dengan sendirinya jika kebersihannya terjaga dan tidak tercemar
bakteri. Selain itu, bisul juga jangan digaruk supaya di situ tidak terjadi
peradangan.
Bisul-bisul
jenis furunkel dan karbunkel yang memang mudah pecah biasanya akan pecah
sendiri akibat gesekan dengan benda lain. Misalnya bisul yang muncul di lipatan
lengan, lipatan paha, kaki dan sebagainya akan mudah pecah tergesek baju maupun
anggota badan lainnya.
Bila
bisul terus membesar atau timbul radang dan badan mulai terasa tidak nyaman,
sebaiknya segeralah bawa anak ke dokter. “Oleh dokter ia akan diberikan krim
antibiotik atau bila perlu tambahan antibiotic oral, tergantung pada kondisi
bisulnya,” ujar Susi. Antibiotik itu bertujuan untuk mengendalikan dan
mematikan bakteri sehingga bisulnya akan kempes dan kering. Dokter pun akan
memberikan kompres yang berfungsi untuk mendinginkan, meredakan, dan mengurangi
kuman di daerah sekitar bisul.
Kebiasaan
sebagian masyarakat yang berusaha memecahkan bisul dengan paksa, sangat tidak
disarankan. “Sebaiknya bisul jangan dipencet-pencet karena bisa memperparah
keadaan.” Obat-obat bisul yang banyak beredar di pasaran pun sebaiknya hanya
digunakan untuk bisul-bisul ringan yang muncul di permukaan saja. “Tapi kalau
letaknya terlalu dalam tentunya obat-obat tradisional tersebut sudah tidak
efektif lagi,” imbuhnya.
Bila orang tua menemukan tanda-tanda
infeksi atau lainnya pada kulit bayinya, segera berkonsultasi dengan dokter
untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Kondisi terparah
Walaupun
belum pernah tercatat kematian yang diakibatkan bisul, tapi ada baiknya hal ini
diwaspadai. Tahukah Anda, bakteri/kuman yang terdapat pada bisul bila dibiarkan
saja dapat masuk ke aliran darah.Akibatnya bisa terjadi infeksi pada tulang di
sekitar bisul, bahkan kuman tersebut bisa jadi terbawa sampai jantung dan otak.
Akan tetapi, lanjut Susi, kasus semacam ini termasuk jarang dijumpai.
Parah
atau tidaknya bisul tergantung pada ganas atau tidaknya bakteri yang masuk.
Bila bakteri penyebab bisul tergolong ganas, tentu kondisinya lebih serius.
Yang harus diwaspadai adalah bisul yang muncul di wajah, tepatnya di daerah
sinus. Bila sampai terjadi infeksi di daerah itu akibatnya bisa fatal.
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
yang diberikan pada neonatus dengan furunkel bergantung pada keadaan
penyakit yang dialaminya. Asuhan yang biasanya diberikan adalah sebagai berikut
:
1. Kebanyakan furunkel tidak
membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya
2. Jaga kebersihan daerah yang mengalami furunkel
serta daerah sekitarnya
3. Berikan pengobatan topikal dengan kompres
hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakan nodul. Kompres hangat dapat
dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan ke daerah lainnya
4. Jangan memijit furunkel, terutama
yang letaknya di daerah hidung dan bibir atas karena dapat menyebabkan
penyebaran kuman secara hematogen
5. Bila furunkel terjadi di daerah yang tidak
umum, seperti pada hidung atau telinga, maka brkolaborasilah dengan dokter
untuk melakukan insisi
6. Jika memungkinkan untuk membuka
furunkel, maka lakukanlah dengan cara berikut :
a. Beri penjelasan pada keluarga
mengenai tindakan yang akan dilakukan atau berikan informed consent
b. Minta seseorang untuk memegangi anak
c. Ambillah sebuah pisau bedah steril
dan insisi furunkel dengan segera pada puncaknya saja. Kemudian masukkan
penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya untuk membuat jalan keluar bagi
pus. Dengan cara ini, pus akan keluar tanpa mengganggu sesuatu. Perhatikan
pisau bedah, jangan sampai masuk ke dalam karena dapat melukai pembuluh darah
saraf
d. Berikan analgesik, misalnya aspirin
atau parasetamol untuk mengatasi nyeri
e. Tutuplah luka dengan kasa kering,
usahakan agar satu sudut dari kasa dimasukkan, agar jalan tetap terbuka,
sehingga pus dapat keluar
f. Bersihkan alat-alat
g. Ingatkan keluarga untuk mengganti
perbannya secara periodic
7. Terapi
antibiotik dan antiseptik diberikan bergantung pada luas dan beratnya penyakit,
misalnya dengan pemberian achromycin 250 mg sebanyak 3 atau 4 kali per hari
8. Bila furunkel terjadi secara menetap atau
berulang atau dalam jumlah yang banyak, maka kaji faktor predisposisi adanya
diabetes melitus
9. Bila furunkel disertai demam berikan
antibiotic sistemik.
10. Jika infeksi berat atau pada area berbahaya
dosis antibiotik maximal harus diberikan dalam bentuk parenteral.
11.
Bila lesi besar, nyeri dan fluktuasi,
insisi dan drainase sangat diperlukan.
12. Jika infeksi berulang atau ada komplikasi,
periksa kultur perlu dilakukan.
13. Terapi antimicrobial harus dilanjutkan sampai
semua bukti inflamasi berkurang dan berubah.
Contoh kasus:
Bayi
Ny. Dewi dan Tn. Agus yang bernama An. Guntur jenis kelamin laki – laki usia 3
bulan dengan keluhan gatal dan timbul gelembung berisi cairan pada kulit. Hasil
pemerikssaan KU : baik, kesadaran : composmentis, S : 37,4°C,
N: 100x/mnt, R : 47x/mnt, BB : 5 kg. ditegakkan diagnosa oleh tenaga kesehatan
bahwa An. Guntur mengalami Bisul.
Penatalaksaan :
Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya KU :
baik, kesadaran : composmentis, S : 37,4°C, N: 100x/mnt, R : 47x/mnt, BB : 5
kg. dan bayi mengalami infeksi kulit sehingga timbul bisulan ; memberitahu ibu
agar selalu menjaga kebersihan bayi dan lingkungannya dengan cara rajin
memandikan bayi, menjaga kulit bayi tetap bersih ; memberitahu ibu untuk tidak
memberi bedak pada kulit bayi agar bisulnya tidak bertambah parah, memberitahu
ibu cara pengobatan bisul yaitu dengan kompres handuk hangat yang ditempelkan
selama 20 sampai 30 menit, 3 sampai 4 kali sehari untuk membantu bisul pecah
dengan sendirinya ; jangan memeras nanah supaya keluar dari bisul karena
menyebabkan infeksi bisa menyebar ke jaringan kulit sekitarnya ; memberitahukan
ibu untuk mengkonsumsi makanan yang lebih bergizi agar kualitas ASInya baik ;
menganjurkan ibu selalu memberikan ASI pada bayinya, memberitahukan ibu untuk
kunjungan ulang.
Peran Bidan
Sebagai
seorang bidan, sesuai dengan kewajiban untuk menolong sesama namun dengan
keterbatasan wewenangnya dapat membantu pasien yang mengalami masalah bisulan.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bidan dapat membantu bayi baru lahir
maupun bayi yang mengalami bisul dengan mengompres daerah bisul dengan air
hangat selama 20-30 menit, 3-4 kali sehari, untuk meningkatkan sirkulasi darah
ke tempat tersebut namun harus dilakukan dengan bahan dan alat yang higienis.
Bidan juga dapat menginformasikan kepada klien bahwa bisul yang diderita oleh
anaknya (bayi baru lahir atau bayi) merupakan gangguan kulit yang tidak terlalu
berbahaya dimana sebagian besar akan sembuh dengan sendirinya tanpa
pengobatan namun dengan mempertahankan kebersihan
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Selulitis/ abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit,
dengan gejala kulit merah/bengkak, disertai nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan
terbatas dari korium pada jaringan subkutan. Furunkel (bisul) mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan
oleh stapholococcus yang memasuki kulit melalui folikel rambut. S. aureus
adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering menyebabkan
bisulan.
Penyakit
ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi kuman
belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat kemerahan berbentuk
kerucut, ditengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak menjadi
abses lalu pecah.
3.2 Saran
Kepada masyarakat khususnya ibu yang
memiliki anak balita, diharapkan menjaga kebersihan personal pada anaknya,
seperti kebersihan kuku yang menyimpan berbagai macam kuman potensial untuk
kesehatan anak.
Tenaga
kesehatan sebaiknya menginformasikan kepada klien bahwa bisul yang diderita
oleh anaknya (bayi baru lahir atau bayi) merupakan gangguan kulit yang tidak
terlalu berbahaya dimana sebagian besar akan sembuh dengan sendirinya
tanpa pengobatan namun dengan mempertahankan kebersihan,agar orang tua bayi
tidak lebih meningkatkan kebersihan bayinya.
DAFTAR PUSTAKA
Sudarti dan Afroh Fauziah.2012.Asuhan Kebidanan Neonatus,Bayi,dan Balita. Yogyakarta:Nuha
Medika.
Rukiyah,Ai Yeyeh dan Lia
Yulianti.2010.Asuhan Neonatus,Bayi dan
Anak Balita. Jakarta:Trans Info Media.
Nanny Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Jakarta
: Salemba Medika.
Internet:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar